RUTENG MANGGARAI NTT (Realita)- Jumlah angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Manggarai provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa tahun terakhir cenderung naik.
Hal itu terungkap dalam kegiatan Diseminasi hasil pengkajian Audit Maternal Perintal Surveilans dan Respon (AMP-SR) yang diselenggarakan Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai di Aula Ranaka kantor Bupati Manggarai di Ruteng, Kamis (09/12/2021).
Baca juga: Bersama UNICEF,Pemkot Surabaya Cegah Eksploitasi Anak Via Daring
AMP-SR tersebut merupakan kegiatan penyusunan pengkajian penyebab kematian ibu dan bayi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga kasus serupa tidak lagi terjadi.
Kegiatan tersebut secara resmi dibuka Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut, S.H.
Hadir dalam kesempatan itu Staf ahli Bupati Manggarai, Asisten Sekda, Pimpinan Perangkat Daerah, Dirut RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, Dirut Rumah Sakit Santu Rafael Cancar, Komisi kesehatan Keuskupan Ruteng serta para kepala UPTD Puskesmas se kabupaten Manggarai.
Dalam laporan yang dipaparkan ketua panitia AMP-SR, Maria Yasinta Tanggu menyebutkan data kasus kematian ibu dan bayi selama lima tahun terakhir dalam kurun waktu 2017 hingga 2021 cenderung naik.
Maria Yasinta merincikan tahun 2017 kasus kematian ibu sebanyak 5 kasus, tahun 2018 sebanyak 6 kasus, 2019 sebanyak 12 kasus, tahun 2020 sebanyak 5 kasus dan 2021 sebanyak 12 kasus per November.
Sementara dalam kurun waktu yang sama, Maria menyebut kasus kematian bayi bersifat fluktuatif.
Tahun 2017 kasus kematian bayi sebanyak 70 kasus, tahun 2018 sebanyak 76 kasus, tahun 2019 sebanyak 85 kasus, tahun 2020 turun menjadi 5 kasus dan tahun 2021 naik lagi menjadi 12 kasus.
Baca juga: Istri Mau Menyusui Bayinya malah Dihajar Suami hingga Tewas
Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kasus kematian ibu dan bayi adalah persoalan yang harus diselesaikan karena menyangkut nyawa manusia.
AMP-SR itu diharapnya dapat mengetahui soal yang selama ini dihadapi sehingga kasus kematian ibu dan bayi dapat ditekan.
“Hari ini banyak mendengar penjelasan dari narasumber, supaya tahu soal kita apa penyebab kematian ibu dan bayi di kabupaten Manggarai," ungkap Heri Ngabut.
Menurutnya, untuk menekan angka kematian ibu dan bayi harus ada komitmen dari Dinas terkait serta semua pihak agar sama sama berpikir supaya bisa menyelesaikannya.
Menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi masalah utama dalam menekan angka kematian Ibu dan Bayi, karena itu penguatan kapasitas SDM bidang kesehatan harus dilakukan.
Baca juga: Dugaan Eksploitasi Ekonomi di Sekolah SPI, Polda Jatim Buka Hotline Pengaduan Korban
Selain SDM, sarana dan prasarana merupakan persoalan lain di bidang kesehatan di kabupaten Manggarai. Karena itu Heri Ngabut mengungkapkan bahwa pemerintah kabupaten Manggarai akan melakukan pembenahan secara bertahap guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Heri Ngabut mengatakan, jika SDM baik, sarana dan prasarana baik dan didukung dengan keuangan yang baik maka tidak lagi ada alasan cerita kematian ibu dan bayi seperti beberapa tahun terakhir yang meningkat.
“Kalau SDM baik, sarana dan prasarana baik dan tentu didukung dengan keuangan yang baik, maka tidak ada alasan lagi untuk cerita angka kematian ibu dan bayi meningkat seperti beberapa tahun terakhir” tegasnya.PaulNabang
Editor : Redaksi