Rusaknya SDN 2 Karpat Pulung, Komite Sekolah: Kita Tutup, Siswa Belajar di Tenda

realita.co
SDN 2 Karpat Pulung yang kondisinya memprihatinkan.

PONOROGO (Realita)- Rusaknya bangunan sekolah SDN 2 Karangpatihan (Karpat, red) Kecamatan Pulung, membuat orang tua wali murid bereaksi. Bahkan mereka mengancam akan menutup sekolah bila Dinas Pendidikan Ponorogo tidak segera memperbaiki bangunan sekolah yang nyaris ambruk tersebut. 

Hal ini diungkapkan, Ketua Komite SDN 2 Karangpatihan Ladi, ia mengaku sudah jengkel dengan kerusakan bangunan yang tak kunjung diperbaiki ini. Pasalnya kendati telah rusak sejak 2002, namun bangunan sekolah tak kunjung direhab total. 

Baca juga: Gercep Perbaiki Plafon Ambrol di Food Court Sleko Madiun Akibat Hujan Deras

" Kita sudah kesal sebenarnya, karena sudah berulang kali membuat proposal ke pemerintah dan dinas. Bahkan orang dinas itu kerap berulang kali ke sini tapi sampai sekarang tidak ada perbaikan," ujarnya, Senin (17/01/2022). 

Ladi mengaku, untuk mengamankan siswa dari ambruknya sekolah, pihaknya sepakat untuk menutup sekolah dan memindahkan lokasi belajar di bawah tenda. Selain lebih aman, bila hujan datang siswa tidak lagi kebocoran.

" Saya siyap dipenjara kalau langkah ini salah. Tapi untuk menjaga anak-anak karena kondisi sekolah ini, bangunan ini akan ditutup, anak-anak biar belajar di tenda saja. Nanti tendanya dipinjam dari warga-warga yang punya tenda. Dialihkan di lapangan saja," akunya. 

Baca juga: Kasus Pembunuhan Pulung Ponorogo, Pelaku Menyerahkan Diri usai Sembunyi di Sawah

Ladi mengungkapkan, sejak 1974 bangunan ini tidak pernah diperbaiki bagian atapnya. Perbaikan sempat terjadi pada 2008 lalu, yakni perbaikan ringan pada bagian kusen seperti pintu dan jendela. 

" Sejak 1974 bangunannya masih sama, saya dulu sekolah disini. Ini kalau dibongkar masih pakai tanah. Ndak ada perbaikan kalau bangunan utamanya," ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Surabaya Gerak Cepat Bantu Evakuasi Rumah Ambruk di Kapasari

Ia menambahkan, rusaknya bangunan SDN 2 Karpat membuat 3 ruang tidak bisa digunakan. Yaini ruang kelas I, III, dan Perpusatakaaan. 

" 3 yang kosong dari 9 ruangan yang rusak. Apalagi cuaca hujan dan kadang-kadang angin ini. Membuat anak-anak tidak aman belajar disini," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru