Omicron BA.4 dan BA.5 Diprediksi Memuncak di Bulan Juli

JAKARTA- Indonesia kini diterpa kenaikan kasus COVID-19 imbas subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Sejumlah pihak memprediksi, puncak gelombang Corona kali ini tak bakal separah gelombang varian Corona sebelumnya yakni imbas varian Delta dan varian Omicron.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, kasus pada puncak BA.4 dan BA.5 kali ini akan sebanyak sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.

Baca Juga: Kemenkeu Diterpa Isu Kurang Sedap, Komisi XI: Kembalikan Kepercayaan Publik

"Memang di beberapa negara dunia mengalami kenaikan kasus dan konsisten penyebabnya adalah varian baru BA.4 dan BA.5. Kami juga mengamati khususnya di Afrika Selatan di mana varian BA.4 dan BA.5 ini pertama kali teridentifikasi dan hasil pengamatan kami bahwa puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron," ujarnya dalam siaran langsung 'Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas Evaluasi PPKM', Senin (13/6/2022)

"Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari kasus kematian Delta dan Omicron," sambung Menkes.

Baca Juga: 241 Anak Sakit Gagal Ginjal Akut Misterius, 133 Meninggal

Lebih lanjut menurut Menkes, mengacu pada pengalaman sebelumnya, puncak kasus COVID-19 terjadi sebulan setelah kasus varian baru pertama ditemukan. Walhasil ia memprediksi, puncak gelombang BA.4 dan BA.5 bakal tiba di pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

"Pengamatan kami ini gelombang BA.4 dan BA.5 biasanya puncaknya tercapai 1 bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi seharusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," paparnya.

Baca Juga: Mereka yang Lahir Tahun 1980 ke Bawah, Lebih Terproteksi dari Cacar Monyet

"Kalau memang masyarakat kita siap termasuk dengan boosternya yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi. Ditambah dengan adanya booster ini, daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan 6 bulan lagi sampai bulan Februari-maret tahun depan," pungkas Menkes.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru