Harganas ke-29

Pemprov Jatim Apresiasi Pemkot Madiun Turunkan Angka Stunting di Bawah Nasional

MADIUN (Realita) – Angka prevelensi stunting di Kota Madiun saat ini 12,4 persen atau berada di bawah target nasional sebesar 14 persen. Hal itu dikatakan Walikota Madiun, Maidi usai menghadiri dan meninjau Kampung KB Kapendis di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun sebagai rangkaian puncak acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tingkat Provinsi Jatim yang dipusatkan di Kota Madiun Rabu (29/6/2022).

 Menurut Maidi, program-program yang dijalankan Pemkot Madiun selaras dengan Pemerintah Provinsi Jatim dan Nasional. Termasuk pendataan yang dilakukan di kampung KB dijalankan secara detail.  Sehingga penanganan stunting bisa segera diantisipasi sedini mungkin.

Baca Juga: Pemkot Madiun Siagakan Satlinmas Jelang Pilkada 2024

 "Di kota ini kegiatan yang diperintahkan pemerintah pusat dan provinsi kita jalankan. Harapan kita memang data di kampung KB untuk perencanaan kedepan ini sudah kita lengkapi," katanya disela-sela mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin dan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Maria Ernawati.

 Walikota menegaskan, pihaknya akan terus berupaya keras untuk menurunkan angka stunting sampai satu digit. Caranya melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah stunting dengan memberikan pola asuh yang tepat. Kemudian mencegah pernikahan dini karena kehamilan yang terjadi berisiko melahirkan anak stunting. 

 Berikutnya meningkatkan gizi balita, rutin melaksanakan posyandu balita hingga pendampingan  terhadap remaja, pra nikah sampai memiliki balita. Termasuk memperbaiki sarana-prasarana untuk peningkatan sanitasi dan lingkungan yang bersih.

 "Meski dibawah nasional, kita belum puas dan akan kita kejar terus sampai angka stunting ini turun lagi," terangnya.

 Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin mengapresiasi upaya Pemkot Madiun dalam melibatkan TP PKK untuk menekan angka stunting. Dirinya juga terkesan dengan pendataan lengkap yang ada di Kampung KB Kapendis. Apalagi, pendataan tersebut didukung dengan penerapan digitalisasi. Dengan demikian, bisa memudahkan kepala daerah untuk mengambil kebijakan yang strategis. Khususnya dalam hal penanganan stunting.

"Pencegahan stunting itu sebenarnya yang diharapkan seperti ini. Artinya pencegahan yang terintegrasi, karena faktor penyebab stunting itu kan banyak. Dengan adanya kampung KB ini, harapannya tidak hanya mencegah stunting saja, tapi juga banyak hal," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati juga mengapresiasi penanganan stunting yang dilakukan Pemkot Madiun hingga berada di angka 12,4 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibangdingkan rata-rata Jawa Timur yang saat ini 23,5 persen.

Baca Juga: Tiba-tiba Mbah Kuri Ponorogo Datangi Rumah Bacawali Madiun Maidi

 "Memang harus ada pendekatan yang berbeda agar kita bisa melakukan percepatan penanganan stunting di Jatim. Melalui peringatan Harganas ini bisa menjadi satu momentum menjadikan harmonisasi untuk integrasi program pembangunan sehingga apa yang kita harapkan angka stunting 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai," katanya.

Cilegon dalam

 Dalam acara Harganas itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat memaknainya sebagai momentum untuk meningkatkan kesehatan. Apalagi, saat ini tantangan yang harus segera diselesaikan adalah soal stunting.  

Ini mengingat keluarga merupakan lini terkecil yang memiliki peran cukup besar dan bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh pemenuhan hak anak. Kemudian pengasuhan dan perawatan, sehingga diharapkan bisa melahirkan penerus bangsa yang berkualitas. 

"Untuk mencegah stunting treatmentnya kita harus punya basis data by name by adress keluarga yang berisiko stunting. Di antaranya calon pengantin, kemudian orang hamil, ibu menyusui sampai dengan keluarga yang mempunyai balita. Kita harus punya segmen sasaran itu. no itu yang kita berikan pendampingan agar keluarga yang berisiko stunting tidak menjadi stunting," katanya.

Baca Juga: Bapelitbangda Sosialisasikan RPJPD Kota Madiun 2025-2045

 Erna menyebut, seluruh elemen masyarakat berperan mencegah stunting. Hal itu sejalan dengan tema peringatan Harganas tahun ini, 'Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stinting'. Tema itu dipilih sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai generasi emas di Indonesia tahun 2045.

Walikota Madiun, Maidi mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin dan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Maria Ernawati saat meninjau Kampung KB Kapendis di Kelurahan Rejomulyo.   Walikota Madiun, Maidi mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin dan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, Maria Ernawati saat meninjau Kampung KB Kapendis di Kelurahan Rejomulyo.  

 Karena itu sedari awal upaya penanganan stunting secara masif terus dilakukan. Apalagi pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Sementara saat ini angka nasional berada 24,4 persen. Adv

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Kompor Gas di Tempat Servis  Meledak

BANDUNG- Sebuah bangunan di Jalan Raya Cimindi, Kelurahan Cicendo, Kota Bandung, terbakar akibat tabung gas yang meledak. Peristiwa itu terjadi pada Kamis …