Soal Jabatan Presiden 3 Periode, Jokowi Dinilai Plin-plan dan Tak Konsisten

JAKARTA (Realita)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya menegaskan, taat konstitusi dan mengikuti kehendak rakyat dalam merespons usulan tiga periode. Pernyataan tersebut disampaikan di depan para relawannya pada acara Musyarah Rakyat (Musra), Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada Minggu (28/8).

"Saya ulangi, saya taat konstitusi dan kehendak rakyat," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini. Musra digelar relawan Pro Jokowi (Projo) dengan agenda menampung aspirasi tentang calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Juga: Utang Rp 8000 Triliun, Pemerintah Indonesia Harus Nyicil Rp 500 T per Tahun

Terkait hal ini,  Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie.  berpendapat, Jokowi plin-plan dan tidak konsisten dengan  pernyataan "taat konstitusi"

 

"Saya pikir, Jokowi pemimpin plin-plan dan no consistency atau tak konsisten dengan ucapannya beberapa waktu lalu," ucapnya kepada Realita.co, Senin (29/8/2022).

Sebagai informasi, Jokowi sempat mengecam dengan tegas wacana tiga periode, medio 2021. Menurutnya, usulan itu tidak ubahnya ingin menampar mukanya, ingin mencari muka, dan mau menjerumuskannya.

Jerry menilai, Jokowi sebaiknya tidak tergoda dengan rayuan tiga periode lantaran bisa merusak demokrasi dan agar warisan pemerintahan. Sayangnya, pernyataan yang kerap berubah membuat Jokowi bak terpengaruh oleh relawannya.

Baca Juga: Pemerintahan Jokowi Wariskan Utang Rp 8000 Triliun, Ini Rinciannya

"Di hati berkata lain, tapi mulutnya berkata lain. Jadi, dia harus tegas dan disiplin. Kalau dia setuju (tiga periode) dia melawan PDIP yang tegas menolak, seakan-akan dia lari dari komitmen partai," paparnya.

Jerry mengingatkan, rata-rata masa bakti kepemimpinan di negara demokrasi lainnya hanya dua periode. Dicontohkannya dengan Meksiko, India, dan Amerika Serikat (AS).

"Menurut saya, tak perlu mengungkit masa jabatan tiga periode. Ada rencana Jokowi jadi cawapres Prabowo? Jadi, tak usah lagi membicarakan soal tiga periode, nanti merusak pemerintahannya sendiri," tegas Jerry. 

Baca Juga: Siapapun Presidennya Nanti, Harus Siap Diwarisi Utang Pemerintahan Jokowi Rp 8000 Triliun

Menurut Jerry,  jika Jokowi maju dengan Prabowo bisa saja mencederai demokrasi dan menurunkan kredibilitas PDIP yang menolak jabatan 3 periode.

Jokowi tetap komitmen tak perlu banyak komentar 3 periode. Di satu sisi dia menolak di dua sisi dia mendukung.

"Jangan samakan kita dengan China dan Korea Utara! Mereka mau 4 atau 5 periode presiden atau perdana menteri bisa,"pungkas Jerry. Beb

Editor : Redaksi

Berita Terbaru