Manuver Effendi Simbolon Dinilai Berbahaya, Sesepuh TNI: Ingat Sejarah 1965!

SIDOARJO (Realita) - Letnan Jenderal TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo meminta TNI untuk waspada terhadap politisi dengan kepentingan politik yang ingin memecah belah kesatuan Negara.

Hal itu dikatakan dalam unggahan media sosial Instagram miliknya @Suryoprabowo2011, usai Effendi Simbolon anggota DPR RI fraksi PDIP mengkritik pedas soal isu Disharmonisasi di tubuh TNI. Isu yang dilempar Effendi Simbolon mengingatkan dengan kejadian serupa pada tahun 65 yang lalu.

Baca Juga: TNI-Polri Dibantu Masyarakat Bersihkan Tanah Longsor yang Menimpa Rumah Warga

"Maklumi saja lah ya, dia pikir kita nggak tahu culasnya dia anggota DPR RI bukan atasannya Panglima TNI dan bukan juga atasannya Kasad," tulis Soryo Prabowo menanggapi komentar warganet di Instagram miliknya.

Unggahan Instagram itu, dibanjiri ratusan komentar warganet. Bahkan salah satu akun mengatakan, marwah TNI harus dijaga.

Baca Juga: Lettu Czi Deni Adi Nugroho Kenalkan Prajurit Staff Penerangan yang Pernah Bertugas di Kongo

"Jangan sampai hanya karena permohonan bantuan dana 43 miliar untuk keperluan salah satu marga suku Batak tidak dikabulkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurrachman DPR RI marah-marah di forum terhormat tidak etis layak panutan kita Bapak Letjen purnawirawan Suryo Prabowo beraksi," tulis warganet di kolom komentar.

Cilegon dalam

Komentar tegas Letnan Jenderal TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo serta warganet ini menanggapi viralnya isu Disharmonisasi di tubuh TNI yang dilempar politisi partai PDIP Effendi Simbolon di dalam rapat Komisi I DPR, Senin (5/9/) kemarin.

Baca Juga: Press Gathering Pererat Divisi Infanteri 2 Kostrad dengan Insan Media Massa Malang Raya

Postingan Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo PrabowoPostingan Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo

Dalam rapat itu, Effendi mengatakan ketidakharmonisan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman sudah jadi rahasia umum. Hk

Editor : Redaksi

Berita Terbaru