JAKARTA - Kebocoran data yang terjadi di Indonesia murni kesalahan Kementerian Kominfo dan perangkat negara seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BBSN).
Data sepenting itu dengan mudah diobral oleh hacker Bjorka. ini seakan mengejek security system yang dibangun negara.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Kejadian ini bermula dari data PLN. Dari situ sudah saling lempar. Kominfo menyebut bukan tanggungjawab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“Kalau Kominfo tak mau tanggung jawab, lalu kepada siapa publik bertanya dan mengadu? Apa langsung ke Presiden?” terang Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, Senin (12/9/2022).
Dari kejadian ini tak ada gunanya Kominfo dalam upaya ikut melindungi data publik.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
“Saya sarankan Presiden Jokowi copot saja Jhony Plate dari kursi menteri itu. Banyak dalih, pintar sekali kalau ngomong. Faktanya data presiden saja diumbar hacker Bjorka. Ini kita belum bicara situs judi online sampai data publik,” timpal Jerry.
“Jadi sangat memalukan hacker bisa tembus akun twitter Johnny G. Plate sampai ke akun kepala negara. Saya pikir bobolnya sejumlah situs sampai ke data pribadi kepala negara merupakan kelemahan antisipasi Badan Siber dan Badan Intelijen negara,” jelasnya.
Tapi anehnya, kata Jerry, masih dibantah pihak istana seolah-olah tak ada serangan siber oleh kelompok hacker.
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
Menariknya, di satu sisi hacker melakukan ini atas desakan netizen untuk membongkar kasus-kasus yang terjadi. Mulai pembunuhan Munir dan juga PKI.
“Bagi saya ini warning bagi pemerintahan Jokowi, lantaran aksi hacker Bjorka akan terus membuka baik rahasia negara bahkan konspirasi,” imbuhnya.jr
Editor : Redaksi