BEKASI (Realita)- Ramainya pemberitaan di beberapa media massa terkait dugaan statment yang lontarkan Kepala Kantor Cabang Daerah (KCD) Pendidikan Wilayah III (Tiga) Bekasi, Asep Sudharsono ketika LSM Voise Of Society Republik Indonesia (VOSY RI) hendak menanyakan klarifikasi surat yang dikirim kepada pihak KCD Wilayah III (Tiga) Bekasi, namun Kepala KCD disinyalir melontarkan perkataan tidak menyenangkan bahwa 'Wartawan dan LSM adalah Pemeras'.
Mencuatnya pernyataan bahwa 'Wartawan dan LSM adalah Pemeras' yang dilontarkan Kepala KCD Wilayah III bermula dari LSM VOSY RI menanyakan jawaban surat yang dikirim atas dugaan penyalahgunaan pengelolaan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2020 sejumlah SMA dan SMK yang ada di wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Baca Juga: Buntut Kasus Pencabulan, Desak Ketua Bawaslu Kota Madiun Mundur Dari Jabatan
Ketika dikonfirmasi wartawan, Asep Sudharsono Kepala Cabang Daerah Wilayah III (Tiga) di Jalan Festive Garden Evenue No.55-56 Grand Wisata, Desa Lambangsari, Tambun Selatan,Kabupaten Bekasi, dirinya menepis tidak pernah mengatakan hal tersebut kepada LSM VOSY RI yang selama ini dituduhkan kepada dirinya.
"Mungkin saya adalah salah satu pejabat yang mengintruksikan kepada seluruh Kepala Sekolah, agar menerima siapapun yang datang ke sekolah baik LSM dan Wartawan. Karena dalam agama saya, siapa yang beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir, terima dengan baik kalau ada uang, kasih untuk transport, klo tidak ada, ya doakan," kata Asep di Kantornya kepada Realita.co, Selasa (27/9/2022).
Masih menurut keterangan Asep, sampai saat ini, pesan masuk ke handphone miliknya, ada ratusan nomor kontak LSM dan wartawan, siapapun tidak pernah diblokir, karena ini bentuk komitmen kita dengan LSM. Ada 752 kontak wa, banyak yang belum saya jawab, karena banyak kegiatan. Kita juga buka komunikasi baik sebelumnya, seperti halnya terkait PPDB untuk anak LSM dan wartawan yang selalu kita bantu.
Sebelumnya Asep Sudharsono merinci dengan jelas, dalam hal ini, dirinya juga mengatakan bahwa dirinya juga orang organisasi, dan berkaitan dengan banyaknya beraneka ragam LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dirinya juga mengaku pernah menjadi Kepala KCD Bogor, Garut tapi di Bekasi lebih banyak daripada jumlah sekolah.
"Kita juga selama ini bermitra dengan semua LSM, dan media. Karena tanpa mereka, dimana saya mendapatkan informasi dari 595 jumlah sekolah di KCD Wilayah III, Bekasi Kota dan Kabupaten," papar Asep.
Berawal dari pihak KCD wilayah III (tiga) dikirimi surat oleh salah satu LSM, yang isinya menanyakan tentang dugaan pelanggaran anggaran ekstrakurikuler 2020. Setelah pihak KCD mengecek isi surat tersebut, pihaknya, harus perlu penjelasan detail dari pihak sekolah, karena mempertanyakan 5 sampai 6 Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu pihaknya perlu mengkonfirmasi kepada pihak sekolah dan pihaknya harus mengetahui kondisi anggaran ekstrakurikuler 2020 di masing sekolah yang dipertanyakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) VOSY RI, oleh karena itu surat tersebut diberikan ke sekolah yang dipertanyakan oleh LSM tersebut untuk bisa menjelaskan secara detail, perihal pertanyaan isi dalam surat tersebut,di pertemuan pertama.
"Setiap sekolah akhirnya menjelaskan secara detail kepada saya, ada jawaban tertulis dan lisan," jelas Asep.
Baca Juga: Miris! Gadis di Madiun Ini Diduga Dicabuli Ayah Kandung, Kakek dan Om
Sambung keterangan Asep lagi, katanya sempat ada yang datang dari pihak mereka (Red) dengan menemui Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), tidak tahu dari lsm atau dari media, dan ketiga kalinya mereka sempat jelaskan kepada saya.
"Pak SMA 14 sudah beres, kata lsm ini dan ini tuntas, sudah ada jawabannya dari pihak sekolah. Tidak berapa lama MKKS menghubungi saya, menjelaskan bahwa satu sekolah sudah beres dengan memberikan Rp. 750 Ribu untuk sekedar tranpsort kepada si LSM tersebut (red) dan yang sekolah lain belum tuntas," cerita MKKS kepada Asep.
Di waktu terpisah, Heryanto Sekretaris Jenderal LSM VOSY RI ditanya terkait steament yang di lontarkan Kepala KCD Wilayah III kepada dirinya.
"Terkait steatment Kepala KCD, itu benar dikatakan secara langsung dan via wa, tapi bukti rekamannya tidak ada. Itu terjadi pada 14 September 2022, kira-kira jam 14.00 WIB siang, dan telepon langsung 15 September 2022 sekitar jam 08.00 WIB pagi," ujar Heryanto melalui telepon seluler, Kamis (28/9/2022).
Baca Juga: WKR 'Ngluruk' KPU dan Bawaslu Kota Madiun
Dirinya menegaskan bahwa LSM VOSY RI, tidak pernah satupun menerima sejumlah uang Rp. 750.000 untuk biaya transportasi yang dilontarkan dari setiap sekolah yang di klarifikasi, kalau ada pernyataan itu, Fitnah. Kita akan laporkan," ungkap Heryanto.
Sampai berita ini diturunkan pihak KCD Wilayah III (Tiga) Bekasi menjelaskan, proses penggunaan dana bos di Tahun 2020 untuk ekstrakurikuler di setiap sekolah menengah atas (SMA) di masa pandemi. Alokasinya sudah sesuai dengan aturan Permendikbud yang dialihkan untuk tanggap bencana, dana tersebut di alokasikan untuk keperluan sekolah.
"Itu ada perintah dari pimpinan secara tertulis, kalau dana ekstrakurikuler dialihkan untuk keperluan sekolah. Pembelian hand sanitizer, masker dan keperluan sekolah lainnya, biarpun tidak ada kegiatan pembelajaran di masa pandemi, sekolah hanya melaksanakan saja, dan itu tetap laporannya ekstrakurikuler," jelas Asep lagi.
Kalau menurut Ketua MKKS kepada dirinya selaku Kepala KCD Wilayah III, kalau mau menyurati ke Kepala Sekolah saja, karena KPA (Komite Pengelolaan Anggaran) Dana Bos itu Kepala sekolah.Tapi menurut dia, pihaknya harus menyurati KCD. Tap kata dia (red), Kepala Sekolah berbicara bahwa KCD jangan enaknya saja. Sebentar, enaknya apa, Kalau penyelesaian jawaban surat ini selesai harus dengan begini, berarti anda memeras. Itulah yang di pelintir, akan memanggil LSM dan Wartawan," ulasnya.tom
Editor : Redaksi