MALANG- Pasca lima hari setelah kejadian kericuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan korban hingga 131 orang dan 330 luka-luka, Tim Siaga Bencana atau Sigab PPPA Daarul Qur’an menyambangi korban-korban kerusuhan tersebut dalam rangka mendoakan kesehatan para korban agar kembali sembuh dan dapat berkatifitas kembali.
Pada kesempatan ini PPPA Daarul Qur’an menjenguk salah satu korban selamat Stadion Kanjuruhan tersebut. Ia bernama Dewa Saputra (19) yang masih berstatus sebagai pelajar kelas XII di SMK Muhammadiyah 4 kota Malang. Dewa menjadi satu di antara ratusan korban yang berhasil selamat dari kejadian tersebut.
Baca Juga: Dua Polisi Divonis Bebas, Orangtua Korban Tragedi Kanjuruhan Pasrahkan pada Hakim
Setibanya PPPA Daarul Qur’an di RSI UNISMA tempat ia dirawat, kondisi Dewa sudah mulai membaik dengan selang inpus yang masih ada di tangannya. Pada saat kejadian tersebut Dewa merupakan salah satu relawan dari komunitas kesehatan yang berada di Kota Malang. Saat itu ia menjalankan tugasnya sebagai tim pendukung kesehatan yang terlibat dalam agenda pertandingan tersebut.
Dewa menegaskan sejak awal memiliki perasaan yang tidak enak sepanjang pertandingan tersebut berlangsung. Ia juga mengatakan sempat terjadi beberapa ketegangan saat berjalannya pertandingan tapi dapat direda. Hingga sampai apa yang ia gelisahkan terjadi.
Singkat cerita, ketika kondisi stadion mulai tidak kondusif dan para supporter yang tadinya berada di lapangan dan tribun sudah terkena gas air mata oleh pihak keamanan, mencoba berlari dan berbondong-bondong menuju pintu keluar.
Tapi nahas, jumlah massa yang besar semuanya berlari kearah pintu keluar yang terkunci dari dalam. Dewa yang panik pun juga berlari ke arah pintu keluar dan menemui seorang pantia berompi dan bertanya dimana kunci pintu dan panitia tersebut menjawab tidak mengetahuinya. Karena kondisi yang sudah mulai memburuk ia mencoba kembali ke tengah kerumunan.
Ia melihat di tengah lapangan sudah terjadi baku hantam antara aparat dengan supporter. Gas air mata di mana-mana. Dan tidak sedikit anak kecil yang juga terkena dampak dari kejadian tersebut.
Ia juga melihat dua anak kecil perempuan yang menangis ketakutan dan terpisah dari orang tuanya. Ia mencoba untuk menyelamatkan mereka dan menggendong gadis kecil tersebut untuk dibawa keluar pintu stadion yang telah terbuka.
Baca Juga: Suami dan Anak Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Elmiati: Saya Ikhlas
Setelah mereka aman, Dewa segera kembali ke dalam untuk menyelamatkan kembali orang-orang yang masih terjebak di dalam. Ia juga menyelamatkan tiga ibu-ibu dan dua remaja perempuan secara bergantian agar mengurangi jumlah korban yang muncul.
Kondisinya buruk, banyak yang sesak dan berdesak-desakan agar dapat keluar tandasnya, setelah ia mengeluarkan beberapa orang dari tribun kemudian mencoba masuk ke dalam lapangan untuk menyelamatkan korban-korban yang berjatuhan dan tetap memakai seragam Tim pendukung Kesehatan lengkap.
Dewa dan satu temannya terpisah ketika hendak masuk kedalam lapangan. Nahas bukan menyelamatkan korban-korban di lapangan ternyata Dewa terkena pukulan di kepala dan punggung pada saat mencoba untuk menolong lainnya. Sontak, ia terkapar seketika di lapangan karena pukulan tersebut.
Dewa ditemukan oleh temannya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan. Dewa sempat mengalami kritis saat mendapatkan perawatan dan akhirnya ia dipindahkan ke RSI Unisma untuk mendapatkan perawatan yang intens.
Baca Juga: Tegar! Keluarga Tragedi Kanjuruhan Mengaku Ikhlas Vonis Putusan Terdakwa Lebih Ringan
Saat Tim Sigab PPPA Daarul Qur'an bertanya apa yang menjadi motivasi sehingga ia mau turun tangan menjadi tim pendukung kesehatan adalah karena ia ingin memanfaatkan usia dini untuk membaktikan diri dalam menolong orang lain.
Ia juga menceritakan pernah membantu seorang lansia di lingkungannya yang sedang dalam sakit keras dan hidup sebatang kara. Lansia tersebut ia bantu untuk kerumah sakit dan meninggal akibat sakit yang lansia itu derita. Saat itulah jiwa kemanusiaannya terpanggil menjadi tim kesehatan yang dapat menolong siappun termasuk para korban tragedi Kanjuruhan tersebut berlangusung jawabnya;
Dewa mungkin sangat muda di usianya saat ini mengabdikan diri untuk menjadi tim pendukung kesehatan. Tapi tragedi sepak bola hingga menelan korban ratusan orang menjadi sebuah tragedy yang memilukan dan menghancurkan hati para keluarga korban dan menjadi sorotan dunia. Kita semua berdoa agar seluruh korban meninggal dunia dapat dilapangkan kuburnya dan keluarga yang ditinggalkan dapat senantiasa diberikan kesabaran dan kelapangan hati.
Tim Sigab PPPA Daarul Qur'an pun melanjutkan assessment selanjutnya untuk mengumpulkan seluruh data lapangan mengenai korban meninggal dan hidup untuk menerima penyaluran bantuan dari seluruh donatur PPPA Daarul Qur’an.lis
Editor : Redaksi