Tekan Inflasi Jelang Nataru, Ini Langkah Pemkot Madiun

MADIUN (Realita) – Menjelang Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru), Pemkot Madiun melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan inflasi. Diantaranya menyediakan kebutuhan pokok di sejumlah titik lokasi. Kegiatan itu bekerja sama dengan Bulog dan PG. Rejo Agung Madiun. 

Hal itu dikatakan Walikota Madiun, Maidi usai mengadakan rapat koordinasi (rakor) bersama jajaran OPD dan stakeholder terkait di GCIO Diskominfo, Senin siang (19/12/2022). Maidi menyatakan, selama ini pemkot telah membuka warung tekan inflasi (wartek) di enam titik lokasi, kemudian Pemprov Jatim juga melakukan intervensi harga di dua pasar tradisional Kota Madiun. 

Baca Juga: Halalbihalal, Wali Kota Madiun Tekankan Sinergitas

Namun demikian hal itu menurutnya harus terus digenjot dengan penambahan enam titik lokasi. Adapun sejumlah bahan pokok yang disediakan di antaranya beras, minyak goreng, gula pasir maupun telur ayam.

 "Dengan operasi itu kan orang tidak lagi bingung masalah barang kebutuhan pokok, sehingga inflasi akan turun," ujarnya. 

Baca Juga: Pemkot Madiun Rencanakan Jembatan Gantung Patihan Hanya Untuk Roda Dua

Enam titik lokasi yang menyediakan bahan pokok murah, di antaranya di lapak UMKM Kelurahan Kelun, Kanigoro, Tawangrejo dan Sogaten. Operasi tersebut berlangsung mulai Selasa (20/12/2022) hingga 8 Januari mendatang. 

"Kalau nggak kita lakukan seperti itu, harga pasti akan terus naik," tambahnya. 

Baca Juga: Pemkot Madiun Ingatkan Netralitas ASN Jelang Pemilu 2024

Dengan upaya yang dilakukan pemkot bersama stakeholder terkait itu diharapkan dapat meringankan beban masyarakat utamanya pada momen keagamaan yang sering mengalami kenaikan harga bahan pokok di pasaran. Namun demikian Maidi ingin, masyarakat tidak membeli dalam jumlah banyak (panic buying) karena pemkot menjamin stok bahan pokok di Kota Madiun tercukupi.

"PG Rejo Agung kan menyediakan gula pasir, harganya mungkin bisa Rp 12.000 per kg, lalu Bulog menyediakan beras dari harga saat ini Rp 10.500 per kg, mungkin dijual Rp 8.300 per kg. Itu yang kita inginkan, biar masyarakat bisa menjangkau," tandasnya. cakar

Editor : Redaksi

Berita Terbaru