MADIUN (Realita)- Melanjutkan berita sebelumnya berjudul “Peta Politik Kota Madiun Jelang 2024”, hingga kini sudah ada nama yang digadang-gadang bakal maju dalam Pemilihan Walikota (Pilwakot) Madiun mendatang. Namun masih sebatas satu nama, yakni Walikota Madiun saat ini Maidi. Meski Maidi sendiri belum secara resmi menyatakan diri untuk siap maju kedua kalinya. Tetapi peluang Maidi untuk masuk dalam kandidat calon Walikota cukup kuat.
Seperti dalam acara Kopdarda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Hotel Merdeka Madiun belum lama ini. Secara terbuka, PSI telah mendeklarasikan untuk mengusung Maidi sebagai calon Walikota Madiun 2024.
Baca Juga: Tiba-tiba Mbah Kuri Ponorogo Datangi Rumah Bacawali Madiun Maidi
“DPD PSI Kota Madiun tidak ingin memilih kucing dalam karung. Kami melihat dari latar belakang apa yang sudah dicapai bro Maidi,” kata Ketua DPD PSI Kota Madiun, F Bagus Panuntun saat acara Kopdarda beberapa waktu lalu.
Bahkan, dukungan ini diamini oleh Sekertaris Dewan Pembina PSI, Raja Juli Anton. “PSI menjadi partai pertama yang mengusung pak Wali (Maidi,red),” katanya.
Itu artinya, Maidi baru direstui satu partai dengan kekuatan 2 kursi legeslatif saat ini. Padahal di DPRD Kota Madiun terdapat 30 kursi anggota dewan dengan kendaraan 11 partai politik (parpol). Meski, kekuatan politik legeslatif saat ini dapat berubah pada pileg mendatang.
“Justru kami selangkah lebih kedepan waktu kami bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, pak SBY niat (mendukung Maidi untuk maju Pilwalkot 2024,red) itu sudah kami sampaikan,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Kota Madiun, Istono.
Menurut Istono, dukungan untuk mengusung petahana maju kembali disampaikannya secara langsung waktu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampir ke rumah makan Ayam Goreng Pemuda Madiun pada pertengahan bulan Februari lalu. Sehingga, ia mengeklaim paling dulu mengusung Maidi untuk maju Pilwalkot 2024 ketimbang PSI.
“Waktu dengan pak SBY kami sampaikan bahwa satu-satunya kepala daerah dengan capaian prestasi yang dimiliki pantas untuk diusung kembali di 2024. Kami justru lebih awal, tetapi kami tidak mempublikasikan itu. Sehingga kita lebih dulu dibandingkan PSI,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Istono yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Madiun ini, disaat Pilwakot 2018 lalu, Demokrat menjadi pengusung Maidi dengan kekuatan 7 kursi legeslatif. Salah satu yang menjadi pertimbangannya untuk mendukung Maidi kembali tampil pada pesta demokrasi mendatang, didasari atas hasil kinerjanya selama menjabat sebagai Walikota Madiun.
“Sebenarnya Demokrat ini kan pengusung utama pada saat 2018 dengan kekuatan 7 kursi saat itu. Sehingga kalau sekarang hasilnya seperti apa, ya tentu kami bangga dengan prestasi yang didapat oleh pak Maidi. Dan sekarang ini hasilnya bahkan sudah diakui oleh teman samping PSI. Itu kan (deklarasi PSI mengusung Maidi sebagai calon Walikota,red) secara tidak langsung sudah mengakui kinerja pak Maidi,” ujarnya.
Tidak ingin kalah dengan PSI dan Demokrat, PKB juga mengeklaim lebih dulu mendukung Maidi untuk kembali macung Walikota. Dukungan ini diberikan pada saat pemberian Gus Muhaimin Award kepada Maidi di Surabaya pada 22 Mei 2022 lalu.
“Kan sudah kemarin dipanggil ke Surabaya. Pak Maidi akan didukung tanpa syarat dan tanpa mahar, yang dapat PKB Award itu. Itu kan sudah jelas mengusung pak Maidi,” kata Ketua DPC PKB Kota Madiun, Ngedi Trisno Yhusianto.
Pertimbangan untuk kembali mendukung Maidi bukan tanpa alasan. Saat penghargaan itu, Maidi masuk dalam kategori tokoh pembangunan berbasis aspirasi. Itu artinya, lanjut Abah Ngedi-sapaan akrabnya- Maidi dinilai berhasil membangun Kota Madiun selama menjabat Walikota.
“PKB Award itu juga merupakan penilaian kinerja, rewardnya ya itu rekom. Kalau ditempat saya yang mengeluarkan rekom kan DPP bukan DPC,” ujarnya.
Meski sudah mendapatkan restu dari PKB, Abah Ngedi menyerahkan sepenuhnya kepada Maidi. Lantaran ia sempat menerima informasi jika mantan Sekda tersebut berkeinginan untuk maju melalui jalur independen.
“Tetapi sekarang tinggal pak Maidi-nya. Karena dengar-dengar mau jalur independen. Kalau dia (Maidi,red) jalur independen kan nggak mungkin partai saya masuk. Kalau saran saya ya jangan independen,” tuturnya.
Sikap berbeda disampaikan Ketua DPD Partai Perindo Kota Madiun, Armaya. Wakil Ketua II DPRD Kota Madiun ini mengaku belum menentukan arah dukungan kepada siapapun. Apalagi ia juga belum berkomunikasi dengan DPW maupun DPP Perindo untuk membahas arah dukungan pada Pilwakot mendatang. Namun, Yayak-sapaan akrabnya- sempat menyentil PSI yang dianggap hanya ingin menaikkan elektabilitasnya dengan melakukan deklarasi mendukung Maidi maju sebagai calon Walikota.
“Itu haknya partai PSI untuk mengusung kepala daerah. Pertimbangan-pertimbangannya itu mungkin ingin menaikkan elektabilitasnya PSI dengan mengusung pak Maidi. Itu hak mereka,” katanya.
Yayak lebih memilih untuk menunggu serta melihat perkembangan politik yang ada. Apalagi ia memprediksi setelah Maidi berhenti menjabat sebagai Walikota pada Desember 2023 mendatang, bakal ada penantang untuk melawan petahana.
“Karena perkembangan politik setiap detik berubah. Mungkin saja nanti ada challenger yang akan datang dalam waktu yang tidak disangka-sangka. Nanti setelah pak Maidi bulan Desember turun, itu nanti akan bermunculan calon untuk memperkenalkan diri. Yang jelas Perindo belum ke arah sana,” tuturnya.
PDI Perjuangan yang notabennya memiliki kursi paling banyak di DPRD saat ini juga mengaku belum menentukan arah dukungan Pilwalkot. Lantaran, partai dengan logo banteng moncong putih tersebut masih memfokuskan diri untuk gelaran Pilpres dan Pileg mendatang.
Baca Juga: MAKI: Integritas Anti Korupsi Maidi Tidak Perlu Diragukan Lagi
“Tugas kami saat ini memenangkan Pilpres dan Pileg 2024. Karena Pilpres dan Pileg lebih dulu, sehingga kami belum berfikir tentang pilkada,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Madiun, Anton Kusumo.
Meski fokusnya saat ini memenangkan Pilpres dan Pileg, namun Anton menyatakan sudah melirik tiga nama kandidat. Nama-nama tersebut, masih dikantonginya. Bahkan, saat disinggung nama-nama yang sudah dikantongi itu termasuk ada nama Maidi, Anton tetap saja enggan membeberkan.
“Kalau lirikan calon ada, tetapi masih dikantong. Yang jelas dikantong kurang lebih ada tiga nama yang masih kita rahasiakan. Ya pokoknya ada lah. Yang jelas harus satu pikiran dan satu hati, serta satu ideologi dengan PDI Perjuangan,” ujarnya.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Madiun, Bambang Wahyudi juga belum menentukan arah dukungan untuk Pilwakot 2024. Namun ia mengaku sudah menjalin komunikasi politik dengan beberapa tokoh dan parpol. Itu pun, katanya, belum bisa dikatakan komunikasi secara resmi.
“Belum ada arah dukungan maupun calon. Masih proses penjajakan dan masih proses pembicaraan yang dalam kapasitas tidak serius. Artinya masih sebatas pembicaraan warung kopi,” katanya.
Menurutnya, Gerindra memiliki mekanisme untuk menentukan arah dukungan. Yakni, DPC akan mengusulkan tiga nama bakal calon Walikota ke DPP. Seluruh keputusan, ada ditangan DPP. “Mekanisme di Gerindra tetap DPC melakukan penjaringan, kira-kira siapa yang layak untuk didukung. Dari penjaringan itu kita menentukan tiga nama untuk diusulkan di DPP, nanti keputusan ada di DPP,” ujarnya.
Sementara Partai NasDem juga lebih memilih untuk fokus Pileg dan belum memikirkan arah dukungan Pilwalkot kedepan. Pun, hingga kini belum ada pembicaraan antar pengurus internal terkait hal itu.
“Untuk Walikota dan Wakil belum ada arahan dari pusat. Untuk NasDem yang utama kursi dulu, baru kita bisa menentukan calon Walikota,” kata Ketua DPD NasDem Kota Madiun, Amanto melalui pesan singkat Whatsapp.
Ketua DPD PKS Kota Madiun, Edi Sudarno memiliki pandangan berbeda. Ia pribadi mengaku masih mengidolakan Harryadin Mahardika serta Yusuf Rohana. Alasannya, Mahardika telah bergabung ke PKS. Sedangkan Yusuf Rohana merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah PKS Jatim.
“Saya kalau sebagai pribadi, saya sih pak Mahardika dan pak Yusuf Rohana masih menjadi idola saya,” katanya.
Baca Juga: Dianggap Kinerja Melempem, KPU dan Bawaslu Kota Madiun Didemo
Tetapi, hal berbeda ditunjukkan DPP PKS. Pasalnya, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu saat berkunjung ke Kota Madiun pada akhir November 2022 lalu, mengaku salut dengan sosok kepemimpinan Maidi dalam memajukan Kota Madiun. Bahkan dalam sesi wawancara dengan media, Ahmad Syaikhu meminta DPRD untuk mendukung pemkot. Secara tidak langsung, lanjut Edi Sudarno, sinyal tersebut menunjukkan dukungan PKS kepada Maidi.
“Tetapi kemarin itu dari DPP sangat salut sama pak Maidi, dan saya termasuk juga dekat dengan pak Maidi. Mestinya begitu juga (Presiden PKS mendukung Maidi,red). Tetapi ini dinamis. Saat ini masih penjajakan. Tetapi yang paling realistis pak Maidi,” ujarnya.
“Meski belum fiks (mendukung Maidi,red), tetapi suara kita sudah ditangkap dengan teman-teman. Prosentase saat ini dukungan PKS ke pak Maidi 70 persen,” tambahnya.
Lagi-lagi, dukungan diberikan atas capaian kinerja Maidi selama menjabat sebagai Walikota. Menurut Edi, Maidi merupakan sosok yang visioner dan mampu menjadikan tata kelola pemerintahan yang baik diantara daerah-daerah lainnya.
“Saya suka keliling, tetapi memang kota ini tata kelolanya bagus,” ungkapnya.
Ketua DPD PAN Kota Madiun, Subiyantara mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menentukan sikap arah dukungan Pilwalkot. Tetapi, sinyal dukungan kentara saat ia mengapresiasi kinerja Walikota Madiun, Maidi.
“Terkait Pilkada saat ini kita belum menentukan sikap terhadap siapa yang akan diusung. PAN masih fokus untuk pemenangan Pileg 2024. Yang jelas, PAN mengapresiasi kinerja Walikota yang sekarang dijabat oleh pak Maidi,” ujarnya.
Sedangkan Ketua DPC PPP Kota Madiun, Chamim Ali Purnomo dikonfirmasi masalah dukungan Pilwalkot dan target Pileg 2024 hanya memberikan jawaban singkat. Bahwa partai berlambang Ka’bah itu masih belum memiliki jago Pilwalkot. “Belum punya jago yang baik,” katanya melalui pesan singkat Whatsapp.
Sayangnya, dari 11 parpol yang memiliki kursi di DPRD, hanya Golkar yang tidak bisa dihubungi hingga berita ini diturunkan. Menurut kabar, Ketua DPD Golkar Kota Madiun, Winarko sedang sakit. Sementara Sekertaris DPD Golkar Kota Madiun, Bagus Rizki Dinarwan juga tidak memberikan jawaban saat dihubungi. adi (bersambung)
Editor : Redaksi