Pertemuan G7, Pertemuan Orang Orang dari Masa Lalu, sambil Menggantang Angin

PERTEMUAN G7 sudah usai, agendanya ya masih seperti sebelum sebelumnya, pembangunan inclusive, pembangunan infrastruktur, climate change, ditambah lagi satu yang baru yakni melakukan vaksinasi 70% penduduk dunia.  

Apa ide baru yang orisinil untuk keluar dari krisis, tidak ada, semua ide seputar print uang, utang baru, stimulus, obok-obok kolam naikin pajak dan bunga. Semua cara usang yang terbukti menghempaskan ekonomi berulang-ulang dalam rentan waktu sepuluhan tahun. Betapa rentannya.

Namun para pemimpin G7 masih merasa sebagai juragan empang, tinggal obok-obok empang ikan keluar dan ditangkap. Padahal empangnya sudah lama kesat, tidak ada airnya, tinggal sisa-sisa sedikit yang tampak dari jauh akibat terik matahari.

Proposal mereka katanya akan membantu negara miskin dengan jumlah uang 100 miliar dolar untuk mengatasi kelaparan, kemiskinan, bla bla bla ... seperti dulu-dulu. Terutama USA mengajukan tambahan angaran hingga 6 triliun dolar dalam mengatasi masalah global. 

Pertanyaannya bagaimana menolong negara miskin, menolong dirinya sendiri saja kagak bisa. Utang segunung, beban pengangguran, ketimpangan kian mengkuatirkan ditambah lagi dengan rasialisme  menghantui Eropa dan Amerika Serikat. Siapa yang amblas duluan? Juragan empang atau kuli pikul ikan? 

Utang negara negara G7 sudah gawat. US utang negaranya sudah 28 triliun dolar, 130% GDP. Negara negara utama di anggota G7 lain utangnya sudah membuat sesak nafas sebelum copid yakni Italy 155% GDP, spanyol 120 % GDP, Francis 116 % GDP, Inggris 85% GDP, Jerman 70% GDP. Jadi bagaimana mereka membayar utang-utang ini. Siapa yang akan membayarkan. 

Sementara perusahaan-perusahaan raksasa di negara-negara maju sudah bangkrut di era kopid. Perusahaan minyak telah amblas duluan di awal kopid disusul perusahaan industri berat,  sekarang perusahaan perusahaan ritel, lalu disusul.amblasnya industri angkutan termasuk penerbangan dan seterusnya. Jadi siapa tolong siapa?

Sementara elite oligarki negara-negara yang selama ini dijadikan kuli oleh juragan empang seperti Indonesia berharap-harap sampai menetes air liurnya agar uang hasil printing modal kertas dan tinta dari US segara mengalir. Memborong surat utang berbunga tinggi karena tidak laku. Rame-ramelah menggantang angin.

Coba sinuhun panggil itu negara G7, ajak main ke samudera hindia, biar bisa merasakan angin lautan perawan yang luas, dengan energi antartika yang dahsyat. Siapa tau ada ide keluar dari resesi.

Oleh : Salamuddin Daeng

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Ada 5 Tersangka Baru gegara Korupsi

  JAKARTA-Kejagung tetapkan lima tersangka baru korupsi timah Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan …