JAKARTA (Realita) - Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta kembali meledak penderita virus Covid-19, kemaren kamis (17/06) menyentuh angka 4.144 pasien baru, jumlah tertingi kedua sejak pandemi berlangsung.
Melihat keadaan seperti ini, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, tidak ada solusi lain kecuali lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang kembali meledak di Ibu Kota.
Baca Juga: Dinkes Surabaya Charger Ulang Semangat Juang Nakes
"Ini kan ada peningkatan kasus dan gak bisa disetop karena cara menyetopnya salah. Harusnya lockdown. Solusinya hanya itu," kata Tri, Jumat (18/06).
Tri menilai, cara-cara lama seperti penegakan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat sudah tidak lagi efektif untuk dilakukan.
Sebab, selama ini terbukti pengawasannya sangat sulit dilakukan.
Masyarakat juga kini semakin banyak yang abai karena sudah jenuh dengan kondisi pandemi. Di sisi lain, sudah muncul varian delta B.1.1.7 yang menular jauh lebih mudah dan cepat.
"Kalau pemerintah tidak lockdown kita taruhan saja varian baru itu akan terus menyebar," kata Tri.
Meski demikian, Tri pesimistis pemerintah mau memberlakukan lockdown. Ia menilai pemprov DKI tidak akan memberlakukan lockdown atau karantina wilayah karena kewenangan itu ada di pemerintah pusat.
Sementara itu, pemerintah pusat juga tak akan mau memberlakukan lockdown karena taruhannya adalah ekonomi.
Baca Juga: Rumah Sakit Pintar, Kolaborasi Philips Indonesia dengan Mandaya Royal Hospital Puri
"Pemerintah tidak akan melakukan lockdown karena ekonomi, tapi itu kasusnya akan nambah terus," ucap Tri.
Secara terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, ledakan kasus Covid-19 di Jakarta pada Kamis kemarin, merupakan ledakan kasus tertinggi kedua sejak pandemi Covid-19 berlangsung.
"Jika kita kilas balik, kasus hari ini mendekati angka tertinggi yang pernah terjadi pada 7 Februari 2021, yang mana mencapai 4.213 kasus dalam sehari," kata Dwi, Kamis.
Dengan penambahan tersebut, kini tercatat ada 22.611 kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta. Rumah sakit pun hampir penuh.
Hingga kemarin, total tempat tidur yang disiapkan pada 139 RS yang merawat COVID-19 di Jakarta sebanyak 8.524 tempat tidur isolasi. Saat ini terisi 84 persen.
Baca Juga: Jawa Timur Konsisten Sumbang Kasus Covid 19 Tertinggi di Indonesia
Sedangkan untuk ICU dari 1.186 tempat tidur yang disediakan, kini terisi 74 persen. Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin sebelumnya meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperketat pembatasan kegiatan masyarakat.
Hal ini ia sampaikan seiring dengan melonjaknya jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di Wisma Atlet.
Ia menilai, Anies perlu kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat untuk menurunkan laju penularan.
"Saran saya PSBB perketat dulu seminggu dua minggu ini sampai nanti landai, biar kami bisa fokus menangani pasien dengan baik," kata Arifin saat dihubungi, Rabu (16/06). hrd
Editor : Redaksi