Gakkum KLHK Tangkap Penjual Kulit dan Tulang Harimau Sumatera

JAKARTA (Realita) - Sungguh apes  menimpa lelaki paruh baya asal Bengkuku inisial MJY, ditangkap tim Penegak Hukum (Gakkum) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ketika sedang membawa dua kardus berisi kulit dan tulang Harimau Sumatera. 

Tersangka ditangkap di jalan Desa Lubuk Sini, Bengkulu Tengah pada Sabtu (19/06). 

Baca Juga: Diserang Harimau, Badan dan Kepala Pemuda Ini Terpisah

"Pelaku berinisial MJY membawa dua kardus berisi kulit dan tulang harimau. Lengkap kepala, badan, kaki, dan ekornya. Berdasarkan kondisi kulitnya, diduga kuat bahwa harimau itu diburu dengan jerat," ungkap Sustyi Iriyono, Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Ditjen Gakkum KLHK, Senin (21/06). 

Penangkapan tersangka dilakukan bersama-sama dengan Ditreskrimsus Kepolsian Daerah (Polda) Bengkulu. 

"Tim juga mengamankan satu sepeda motor dan telepon selular miliknya serta barang bukti dibawa ke Ditreskrimsus Polda Bengkulu untuk proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," lanjutnya. 

Sustyi menambahkan, Perdagangan satwa termasuk kejahatan luar biasa yang melibatkan jaringan pelaku berlapis dan bernilai ekonomi tinggi. Kami terus menindak dan menegakkan hukum, serta membentuk cyper patrol untuk memetakan pedagangan ilegal tanaman dan satwa dilindungi.

Rasio Ridho Sani, Dirjen Gakkum KLHK  menyatakan bahwa hilangnya sumber daya hayati bukan hanya menimbulkan kerugian baik ekonomi maupun ekologi Indonesia. Tetapi juga menjadi perhatian masyarakat dunia. 

Atas perbuatannya, tersangka MJY akan dikenakan pasal 21 Ayat 2 d Jo. Pasal 40 Ayat 2 Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ia terancam pidana penjara maksimum 5 tahun dan dengan maksimum Rp100 juta.

Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau yang berasal dari Pulau Sumatera Indonesia. Mereka adalah harimau terkecil menurut laman National Geographic. Mungkin karena mereka berevolusi di habitat pulau yang terisolasi.

Baca Juga: Pelatih Sirkus Digigit Harimaunya Sendiri di Depan Penonton

Garis-garis harimau Sumatera lebih rapat dan bulunya berwarna jingga lebih gelap daripada subspesies lainnya, memungkinkannya untuk berbaur dengan habitat hutan hujan tropis

Seperti semua harimau, mereka adalah karnivora dan memangsa hampir semua hewan yang tersedia baik besar maupun kecil. Termasuk ikan, monyet, babi hutan, tapir, dan rusa. Mereka berburu di malam hari dan menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar dalam seminggu.

Harimau Sumatera dapat berlari hingga hampir 40 mil per jam, tetapi hanya dalam waktu yang singkat. Itu sebabnya mereka adalah predator penyergap, perlahan dan diam-diam menguntit mangsanya sampai mereka siap menerkam.

Hilangnya habitat harimau Sumatera membuat mereka harus berjalan lebih jauh untuk mencari makan, terkadang hingga 18 mil. 

Baca Juga: Batu Secret Zoo JTP 2, Meriahkan Peringat Hari Badak Sedunia

Hilangnya habitat dan perburuan adalah dua ancaman terbesar yang dihadapi Harimau Sumatera yang terancam punah. Perluasan perkebunan kelapa sawit adalah pendorong utama di balik hilangnya hampir 20 persen habitat mereka antara tahun 2000 dan 2012.

Hilangnya hewan buruan karena pengundulan hutan juga berdampak negatif pada harimau Sumatera

Perburuan harimau bahkan terjadi di kawasan lindung. Tulangnya digunakan untuk membuat anggur tulang harimau, minuman yang diminati oleh sejumlah kecil orang yang percaya bahwa meminum itu memberikan karakteristik harimau pada peminumnya.

Gigi taring harimau dapat dipakai sebagai perhiasan dan furnitur kulit harimau serta produk lainnya dipandang sebagai simbol status di antara beberapa orang di Asia. hrd

Editor : Redaksi

Berita Terbaru