JAKARTA (Realita)- PT PLN (Persero) bersama PT Pupuk Indonesia dan ACWA Power, Arab Saudi mempertajam upaya pengembangan proyek Integrated Green Hydrogen Project dan Green Ammonia dalam bussines matching ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9/2023). Proyek bersama ini nantinya akan menghasilkan green hydrogen dan green ammonia_ sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama ketiga pihak antara PLN, Pupuk Indonesia dan ACWA merupakan wujud konkret kedua negara dan perusahaan untuk mencapai target dekarbonisasi. Lewat hilirisasi hidrogen, tak hanya menghasilkan listrik, namun proyek ini sekaligus menjawab kebutuhan ammonia bersih atau _green ammonia_ dan _green hydrogen_ yang bermanfaat sebagai energi alternatif.
Baca Juga: CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040
"Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pabrik hidrogen ini juga akan mengembangkan hilirisasi energi berupa _green ammonia_ dan _green hydrogen_ yang bisa diserap oleh industri pupuk," kata Darmawan.
Executive Vice President Pengembangan Bisnis Korporat dan Investasi, Sapto Aji Nugroho menjelaskan proyek ini akan menjadi pabrik hidrogen pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan bahan bakar energi alternatif yang meningkatkan efisiensi sektor kelistrikan dan sektor pangan.
Nantinya, pabrik hidrogen terintegrasi ini mampu menghasilkan 30 ribu ton _green hydrogen_ dan 120 ribu ton _green ammonia_ serta menambah kapasitas listrik yang berasal dari energi bersih sebesar 200 megawatt.
Baca Juga: PLN Cegah Penyebab Gangguan Penyaluran Listrik Jelang Pesta Demokrasi
Lewat _bussines matching_ kali ini, ketiga perusahaan akan membahas lebih detail lagi _timeline_ pembangunan proyek. Selain itu, ketiga perusahaan juga akan mendetailkan aspek teknis, legal, komersial, hingga risiko.
"Kerja sama ini sudah memasuki tahapan _Joint Development Study Agreement_ (JDSA) serta menjadi _pilot project_ terbesar di Indonesia," ujar Sapto.
Proyek ini juga menjadi salah satu kerja sama transisi energi yang solid dan akan menjadi _showcase_ pada gelaran COP 28 di Dubai Desember mendatang. Targetnya, pada tahun depan proyek ini sudah bisa melaksanakan _financial close_ dan pada tahun 2025 dimulai tahap konstruksi.
Baca Juga: Sukses Energize Rekonduktoring SUTT 150 KV, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Jelang Pilkada
"Kami menargetkan, pada tahun 2025 - 2026 mendatang proyek ini akan masuk dalam tahap pembangunan sehingga ditargetkan tahun 2027 sudah mulai beroperasi," tambah Sapto.
Bagi PLN, kerja sama ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam pengurangan emisi karbon. Proyek hidrogen terintegrasi ini juga meningkatkan portofolio bisnis perusahaan dan mampu meningkatkan multiplier effect bagi negara.pln
Editor : Redaksi