Diseminasi Penilaian Kredibilitas Anggaran untuk Imunisasi Rutin di Jatim

SURABAYA (Realita) - Bertempat di JW Marriott Hotel Surabaya, studi baru telah dirilis untuk menilai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran terkait imunisasi rutin di Jawa Timur. Studi ini merupakan kolaborasi antara UNICEF dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, IBP Indonesia, dan LPEM Universitas Indonesia.

Studi ini memberikan bukti tentang faktor-faktor keuangan yang berdampak pada pemberian layanan imunisasi rutin dan bertujuan untuk mendorong

Baca Juga: Cegah Polio di Surabaya, Wali Kota Eri Targetkan Imunisasi Tuntas Sehari

para pembuat kebijakan untuk mengatasi masalah dan merangsang diskusi publik tentang isu-isu yang berkaitan dengan pendanaan imunisasi dan strategi untuk mencapai target imunisasi rutin.

Studi ini menemukan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap program imunisasi rutin di Jawa Timur. Namun, pemerintah telah melakukan berbagai upaya di tahun pandemi untuk mendukung pelaksanaan layanan imunisasi rutin tetap berjalan.

Laporan ini memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran terkait imunisasi rutin di Jawa Timur.

Rekomendasi ini termasuk standardisasi anggaran yang dirinci di tingkat kabupaten dan Puskesmas, menyederhanakan prosedur pop pencairan dana, dan memprioritaskan imunisasi rutin dalam anggaran nasional.

Studi ini menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi di antara para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa Imunisasi rutin menjangkau semua anak, terlepas dari lokasi atau status sosial ekonomi mereka.

Pemantauan dan evaluasi rutin dapat membantu mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan dalam penyediaan layanan Imunisasi dan menginformasikan strategi untuk meningkatkan cakupan dan pemerataan imunisasi.

Diseminasi studi ini menghadirkan Liendha Anjani (Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran, Kementerian Kesehatan), Yoshimi Nishino (Kepala Kebijakan Publik UNICEF Indonesia), dan Yuna Farhan (Country Manager IBP Indonesia).

Baca Juga: Jelang Tutup Buku, Serapan APBD Ponorogo Masih 79 Persen

Dalam sambutannya, Yoshimi Nishino mendorong para pembuat kebijakan untuk mengatasi masalah imunisasi rutin dan mendorong diskusi publik yang

lebih luas tentang isu-isu yang terkait dengan pembiayaan imunisasi dan strategi untuk mencapai target imunisasi rutin.

Selain itu, Yoshimi menambahkan bahwa studi ini bertujuan untuk memahami sejauh mana tantangan kredibilitas anggaran di tingkat nasional dan sub-nasional mempengaruhi pelaksanaan program imunisasi rutin.

Pada sesi pertama, hadir Dede Krisnadianty (IBP Indonesia) yang memaparkan mengenai pentingnya kredibilitas anggaran Pemerintah dan Bapak Khoirunurrofik (LPEM Universitas Indonesia) yang menyampaikan hasil temuan dan rekomendasi dari studi.

Yuna Farhan dan Dede, IBP Indonesia, sepakat menyoroti bahwa peran CSOs dan akademisi dapat memperkaya kajian kredibilitas anggaran di konteks Indonesia, sehingga dapat mendorong sinergi para pihak terutama penguatan aspek pengawasan dan transparansi dari penggunaan anggaran untuk tata

Baca Juga: Wisuda Kesehatan Anak-Anak, Event Spesial WIDAL di Desa Sangiang

kelola keuangan publik yang lebih baik dan anggaran yang kredibel.

Pada sesi kedua atau sesi diskusi panel, telah hadir Dyan Sawitri (Kementerian Kesehatan), Gito Hartono (Koordinator Fungsional Epidemiologi - Dinkes Jawa TImur), Atoilah Isfandiari (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga), dan Dakelan (Seknas Fitra Jawa Timur).

Pada sesi ini pesan kunci yang disampaikan oleh para narasumber adalah perlunya penganggaran kolaboratif, yang dibutuhkan untuk menjaga kredibilitas pelaksanaan Imunisasi Rutin.

Studi ini memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan peluang untuk imunisasi rutin di Jawa Timur. Para pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap vaksin dasar yang dapat menjamin tumbuh kembang dan menyelamatkan nyawa mereka di kemudian hari. gan

Editor : Redaksi

Berita Terbaru