KUALA LUMPUR – Malaysia akan mengambil langkah-langkah yang tepat sebagai tanggapan terhadap tekanan diplomatik yang diterima dari Amerika Serikat mengenai posisi negeri jiran itu dalam konflik Israel-Palestina. Menteri Luar Negeri Malaysia, Zambry Abd Kadir, menilai masalah ini harus ditanggapi dengan serius.
Pada Selasa (31/10/2023) lalu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, AS berusaha untuk memberikan tekanan pada negaranya dengan mengeluarkan demarche kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia. Demarche itu dikeluarkan AS karena penolakan Malaysia untuk mengutuk tindakan Hamas dalam peningkatan konflik dengan Israel pada 7 Oktober lalu.
Baca Juga: BIADAB! AS Kirim 100 Bom Penghancur Bunker untuk Bantu Teroris Israel Hancurkan Gaza
Secara sederhana, demarche diartikan sebagai intervensi atau tekanan diplomatik yang diberikan oleh sebuah negara yang bertujuan untuk mengubah pendirian negara lain dalam menyikapi suatu isu.
Menurut Menlu Zambry, demarche tersebut harus dipertimbangkan dalam konteks yang tepat. Tindakan yang diperlukan harus diambil oleh Malaysia sebagai tanggapannya.
Baca Juga: AS, Jerman, Italia, Inggris dan Kanada Jadi Pemasok Senjata ke Israel
“Kita tahu bahwa apa yang terjadi saat ini adalah krisis yang sangat besar yang melibatkan negara-negara besar. Kita tidak bisa menganggap enteng hal ini. Ini bukan pertama kalinya,” ujar Zambry seperti dikutip surat kabar The Star.
Dia mengatakan, negaranya telah dengan jelas menyatakan posisinya mengenai konflik ini.
Baca Juga: Amerika Khawatir jika Israel Terus Membabi Buta
Awal pekan ini, PM Anwar mengatakan, Malaysia diminta oleh pejabat Kedutaan AS untuk memperingatkan negara tertentu melalui saluran diplomatik agar tidak mengambil keuntungan dari eskalasi konflik Palestina-Israel. Namun, Anwar tidak mengungkapkan nama negara yang dimaksud AS itu.new
Editor : Redaksi