MADIUN (Realita) – Niat Tri Rejeki warga Demangan Baru, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini patut ditiru. Pasalnya, ia dengan sukarela menyumbangkan tanah ratusan meter yang berada di Kota Madiun untuk perluasan makam.
Ya, Tri Rejeki didampingi keluarganya sengaja datang jauh-jauh dari Yogyakarta ke Balai Kota Madiun untuk menemui Wali Kota Madiun, Maidi, Jumat (10/11/2023). Wanita berusia 89 tahun ini, sudah sejak lama memiliki niat mewakafkah tanah seluas 646 meter yang lokasinya persis bersebelahan dengan Makam Taman, di Kecamatan Taman, Kota Madiun. Niat tersebut, didasari atas wasiat dari almarhum suaminya.
Baca Juga: Tiba-tiba Mbah Kuri Ponorogo Datangi Rumah Bacawali Madiun Maidi
"Itu sudah wasiat dari almarhum suami saya, bapak Tunggul. Jadi memang waktu itu beliau sudah memberikan amanah untuk bisa diperluas tanah makam," katanya.
Tri mengungkapkan, ikhas memberikan tanah itu untuk Pemerintah Kota Madiun. Agar dapat digunakan sebagai perluasan makam. Mengingat, Makam Taman sudah semakin penuh. "Semoga bisa dipergunakan dengan semestinya untuk makam," tuturnya.
Jika dihitung, tanah yang berlokasi di Kota Madiun itu kini harganya sudah sekitar Rp 4 juta per meter. Maka, jika seluas 646 meter, maka harganya ditaksir mencapai Rp 2,5 miliar. "Tadi pak Wali bilang Rp 4 juta per meter. Tapi saya nggak mau itung-itungan seperti itu, karena saya sudah ikhlas memberikan itu," terangnya.
Baca Juga: Bapelitbangda Sosialisasikan RPJPD Kota Madiun 2025-2045
Sementara itu, Wali Kota Madiun, Maidi berterimakasih atas niat baik Tri Rejeki. Menuurutnya, tidak banyak orang yang rela memberikan tanahnya untuk keperluan sosial. Apalagi, tanah yang disumbangkan cukup luas.
"Saya terimakasih sekali karena cukup luas dan itu di tengah kota," katanya.
Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Pj Wali Kota Madiun Ajak Masyarakat Teruskan Perjuangan
Kedepannya, Maidi bakal mengatur regulasi terkait dengan pemakaman. Semisal, dalam satu lubang dapat digunakan untuk dua hingga empat makam. Sehingga, tanah diwilayah perkotaan tidak habis untuk pembangunan makam.
"Kalau bisa satu lubang dua atau empat orang, jadi satu keluarga satu lubang. Sehingga kota ini lahan tidak habis untuk makam. Kalau makam itu tidak dirawat dengan baik, akan menjadi masalah dibekangnya," tandasnya. adi
Editor : Redaksi