VATIKAN - Paus Fransiskus mengecam aksi sniper tentara Israel yang menembak mati seorang ibu dan putrinya di dalam gereja Katolik di Gaza, Palestina.
Pemimpin Vatikan tersebut dengan tegas menyimpulkannya sebagai aksi terorisme. Kecaman itu disampaikan dalam pidatonya di hari ulang tahunnya yang ke-87.
Baca Juga: Parodikan Paus Fransiskus, YouTuber Winson Reynaldi Banjir Kecaman
“Saya terus menerima berita yang sangat menyedihkan dan menyakitkan dari Gaza,” kata Paus Fransiskus.
“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pengeboman dan penembakan. Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, melainkan keluarga, anak-anak, orang sakit atau cacat, para biarawati.”
Sebuah pernyataan dari Patriarkat Latin Yerusalem, yang mengawasi Gereja-Gereja Katolik di Siprus, Yordania, Israel, Gaza, dan Tepi Barat, melaporkan pada hari Sabtu bahwa seorang sniper tentara Pasukan Pertahanan Israel menembak mati seorang ibu dan putrinya yang berada dalam Paroki Keluarga Kudus di Gaza.
Paus Fransiskus mengatakan korban serangan sniper tentara IDF adalah Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar Kamal Anton, yang ditembak mati saat hendak ke kamar mandi.
“Beberapa orang mengatakan, ‘Ini adalah terorisme dan perang',” kata Paus Fransiskus, seperti dikutip Vanity Fair, Senin (18/12/2023).
Baca Juga: Ribuan Pemukim Ilegal Israel Ambil Alih Masjid lalu Dijadikan Tempat Konser
“Ya, ini adalah perang. Ini adalah terorisme.”
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga mengecam pembunuhan oleh sniper tentara Israel tersebut.
“Seorang sniper (Israel) menembak dua perempuan di dalam sebuah gereja. Ini tidak ada hubungannya dengan perang melawan Hamas karena para 'teroris' tentu saja tidak bersembunyi di gereja-gereja Kristen,” kata Tajani.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa insiden tersebut masih dalam peninjauan.
Baca Juga: Kesederhanaan Paus Fransiskus, Naik Pesawat Komersil, Dijemput Innova hingga Menginap di Kedutaan
Populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa diperkirakan terdiri dari 1.000 umat Kristen.
Italia telah menawarkan dukungan vokal kepada Israel sejak serangan terhadap komunitas Israel oleh Hamas pada 7 Oktober, namun seperti banyak negara Barat, Italia semakin khawatir dengan melonjaknya jumlah korban tewas selama perang udara dan darat Israel yang berkepanjangan di Gaza.
“(Kami) mengutuk keras serangan Hamas terhadap warga sipil tak bersenjata tapi kami juga ingin reaksi Israel proporsional dan tidak melibatkan penduduk sipil,” kata Tajani.ik
Editor : Redaksi