Bela Iran, Putin Tuding Israel sebagai Biang Kerok

TEHERAN - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (16/4/2024). Keduanya membahas "tindakan pembalasan yang diambil oleh Iran" menyusul setelah serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April.

Dalam panggilan tersebut, Putin mendesak mendesak semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang akan memicu konfrontasi baru, yang akan berdampak buruk bagi Timur Tengah.

Baca Juga: Mikhail Gorbachev Meninggal di Usia 91 Tahun

Putin, dalam komentar publik pertamanya mengenai serangan Iran, mengatakan akar penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah saat ini adalah konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut.

"Vladimir Putin menyatakan harapannya bahwa semua pihak akan menunjukkan pengendalian diri yang wajar dan mencegah babak baru konfrontasi yang penuh dengan konsekuensi bencana bagi seluruh kawasan," kata Kremlin, seperti dikutip Al Jazeera.

"Ebrahim Raisi mencatat bahwa tindakan Iran bersifat terpaksa dan terbatas," kata Kremlin. "Pada saat yang sama, dia menekankan ketidaktertarikan Teheran terhadap eskalasi ketegangan lebih lanjut."

Baca Juga: Ajak Putin Bertemu, Zelensky Tegaskan Tak Percaya Rusia

Pada Sabtu lalu, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel di Damaskus, yang menewaskan tujuh petugas Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal.

Cilegon dalam

Raisi sendiri berterima kasih kepada Rusia atas sikapnya terhadap tanggapan Iran terhadap Israel. Menurut kepresidenan Iran, ia mengatakan lambatnya sikap masyarakat internasional dan peran destruktif beberapa negara Barat memaksa Iran untuk melakukan operasi baru-baru ini.

Baca Juga: Macron Telepon Putin, Ini Hasilnya!

Raisi menegaskan kembali bahwa tindakan apapun yang bertentangan dengan kepentingan Iran akan memerlukan respons skala besar.

Rusia, yang telah menjalin hubungan dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dan beberapa pemimpin Arab, telah berulang kali memarahi Barat karena mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka sesuai perbatasan tahun 1967.bc

Editor : Redaksi

Berita Terbaru