LAMONGAN (Realita) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Lamongan, Munif Syarif, buka suara terkait meninggalnya siswi kelas 6 SD di Karanggeneng yang diduga jadi korban perundungan atau bully.
Munif menjelaskan korban (AR) pada waktu itu terpeleset terjatuh saat bercanda atau bermain di luar kelas bersama 4 orang temannya sambil menunggu upacara bendera. Saat itu korban menggoda temannya dengan menarik jilbab, kemudian temannya mengejar seperti anak bercanda pada umumnya.
"Mereka bersenggolan sehingga korban terjatuh. Jadi bukan karena perundungan atau bully, " kata Munif kepada awak media, Senin (06/05/2024).
"Kalau bully itu kan satu kelas atau anak itu diintimidasi. Padahal anak ini kan bercanda dengan sahabatnya sendiri. Kalau dikatakan bully, saya pikir terlalu berlebihan. Kemudian, ya anak itu kalau di bully ya otomatis intimidasi dari semua pihak mungkin merasakan itu. Tapi ini kan nggak," lanjutnya.
Munif juga mempertanyakan soal pelaporan yang baru dilakukan. Padahal kejadian itu pada bulan Februari dan siswi tersebut meninggal pada bulan Maret.
"Saya tidak punya bahan lain, tapi itu bisa dikaji sendirilah. Tapi yang jelas tadi saya ke sekolahan, bahkan saya ke muridnya ke sahabatnya juga, ya sebetulnya mereka ini enjoy - enjoy saja. Bahkan karena kejadian di bulan Februari - Maret, kemudian selesai ya normal," tandasnya.
Meski demikian Dinas Pendidikan Lamongan terus berupaya untuk memberikan dukungan demi menjaga mental anak-anak tersebut. "Kami berharap tidak mempengaruhi proses belajar mengajar siswa-siswa. Banyak hikmah yang kita sampaikan dan kepedulian sekolah semakin tinggi pada anak yang meninggal itu," pungkasnya.Def
Editor : Redaksi