WASHINGTON DC - Intelijen AS ikut terlibat dalam operasi militer Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza Tengah, yang menyebabkan gugurnya 210 warga Palestina akhir pekan ini. Hal itu terungkap lewat laporan the New York Times (NYT), dengan mengutip seorang pejabat Amerika.
Menurut laporan itu, sebuah tim AS yang terdiri dari sejumlah pejabat pencarian tawanan memberi Israel informasi intelijen yang membantu menemukan dan menyelamatkan empat tawanan yang ditahan di Gaza.
Baca Juga: Ibukota Lebanon Diserang Israel, Hizbullah: Mereka Akan Membayarnya
Selain itu, tim spesialis dari Amerika Serikat dan Inggris memberikan informasi intelijen kepada Israel yang dikumpulkan dari udara dan dunia maya, kata laporan itu dengan mengutip seorang pejabat Israel.
Lebih dari 200 orang tewas di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza Tengah akibat serangan Israel pada Sabtu, kemarin. “Pembantaian oleh Israel yang terjadi di kamp pengungsi Nuseirat telah menyebabkan terbunuhnya 210 warga Palestina dan melukai lebih dari 400 orang,” ungkap kantor media Pemerintah Jalur Gaza seperti dikutip Al Jazeera dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Teroris Israel Makin Beringas, Sekolah Milik PBB pun Dibom, 35 Orang Tewas
Sebelumnya pada hari itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah menyelamatkan empat tawanan, termasuk seorang warga negara Rusia. Para sandera itu ditawan Hamas saat penyerbuan di lokasi festival musik Nova pada 7 Oktober lalu.
Sementara itu, sayap militer gerakan Palestina Hamas, Brigade al-Qassam menyatakan, pasukan zionis telah membunuh beberapa tawanan Israel selama operasi di kamp pengungsi tersebut.
Baca Juga: Nggak Kaleng-Kaleng, Iran Ancam Musnahkan Israel hingga Tak Tersisa
“Operasi ini akan menimbulkan bahaya besar bagi tahanan musuh dan akan berdampak buruk pada kondisi dan kehidupan mereka,” kata Brigade al-Qassam.new
Editor : Redaksi