SINTANG - Sebuah insiden mengharukan terjadi di Sintang. Di mana sopir ambulans milik RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang diduga menurunkan jenazah dan keluarganya di SPBU karena tidak diberi uang bensin tambahan oleh keluarga almarhumah. Padahal, keluarga tersebut sudah membayar biaya resmi di kasir RSUD, Senin (15/72024).
Seorang warga yang baru saja melahirkan meninggal dunia dan keluarganya memutuskan untuk menggunakan ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang untuk mengantar jenazah ke Nanga Mau.
Baca Juga: Soal 586 Randis Nunggak Pajak, Pemkab Ponorogo Klaim Ambulans Desa Paling Banyak
Sebelumnya, pihak keluarga dimintai Rp 1,65 juta oleh sopir ambulans. Namun, setelah dikomunikasikan oleh anggota DPRD dari Dapil Kayan Hulu-Kayan Hilir, Sintang, Santosa, dengan pihak RSUD, biaya disesuaikan dengan harga resmi sebesar Rp 690 ribu yang dibayarkan di kasir.
Namun, saat sampai di SPBU Bujang Beji Sintang, sopir ambulans kembali meminta uang sebesar Rp 1 juta untuk biaya bensin. Karena pihak keluarga tidak memiliki uang sebanyak itu, permintaan tersebut akhirnya diturunkan menjadi Rp 500 ribu.
Baca Juga: Kurangnya Fasilitas, Ambulans Swadaya Dikeluhkan Pengelola dan Warga Dusun Junggo
Meski begitu, keluarga tetap tidak memiliki uang sebesar itu. Salah seorang anggota keluarga menyampaikan bahwa mereka sudah membayar Rp 690 ribu di kasir, tetapi sopir ambulans menjawab dengan kasar, "Kalau di kasir urusan di kasir, sini urusan dengan saya," kata sopir ambulans tersebut.
Akhirnya, tanpa belas kasihan, jenazah dan keluarganya diturunkan di SPBU tersebut.
Baca Juga: Forum Me-DAN Gelar Baksos dan Pengobatan Gratis di Wonosalam
Insiden ini lantas beredar di media sosial dan tentu menimbulkan keprihatinan dan kemarahan pata warganet terhadap pelayanan RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.
Pihak keluarga almarhumah berharap ada tindakan tegas terhadap sopir ambulans tersebut dan perbaikan pelayanan di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.wan
Editor : Redaksi