JOMBANG (Realita.co) - Indikasi ketidakberesan pada pengerjaan proyek drainase di Dusun Kejambon, Desa Dapurkejambon, Kabupaten Jombang mulai terkuak.
Salah seorang kontraktor berinisial LG, mengungkapkan jika dari awal persoalan pengerjaan proyek fisik di Desa Dapurkejambon, Jombang sudah kentara. Ini karena pelaksanaan kegiatan diduga mengerjakannya secara asal-asalan.
"Setiap kali ada pembangunan fisik di situ (Dapurkejambon) selalu bermasalah. Dulu jalan rabat beton dan sekarang drainase," katanya, Minggu (4/8/2024).
Terkait pembangunan drainase sepanjang 204 meter yang didanai menggunakan anggaran Dana Desa 2024 sebesar Rp185 juta, LG menilai jika kesalahan ada pada tim pelaksana kegiatan proyek.
Seharusnya, sebelum dibangun diukur terlebih dahulu untuk menentukan titik nol. Baru kemudian ditarik menggunakan benang atau tali agar tidak menyerobot lahan lainnya.
"Ini yang salah saya kira pelaksananya, apakah dari awal sudah ditentukan titik nolnya sebelum bangun. Batas-batas tanah yang akan dibangun drainase dan batas lahan milik orang. Kalau menyalahkan pekerjanya jelas tidak bisa, pekerja bekerja sesuai dengan arahan pelaksana," tegasnya.
Jika dilihat dari bentuk bangunan drainase yang sudah jadi. Ia menyakini ada keteledoran dari pelaksana proyek Dana Desa tersebut.
"Bisa juga, asal bangun terus dibuatkan laporan. Meski mengabaikan kualitas. Sangat terlihat dari kondisi bangunan yang tidak rata. Kalau kerjanya sesuai spek sudah untung sekitar Rp20 jita, kalau asal kerja bisa lebih itu," tutur LG.
Diberitakan sebelumnya, pengerjaan pembangunan drainase di Dusun Kejambon, Desa Dapurkejambon, Kabupaten Jombang menjadi bahan perbincangan masyarakat.
Bangunan drainase sepanjang 204 meter itu terlihat tidak lurus sejajar dan diduga menyerobot sebagian tanah milik perumahan.
"Bisa dilihat sendiri pengerjaan drainase tidak lurus, kelihatan bengkok. Jadi pondasi pagar rumahan akhirnya harus dipasang gak lurus. Padahal kalau ukuran tembok pagar, dari benang harusnya lurus. Gak tau siapa yang salah, tapi yang jelas drainasenya tidak lurus," kata salah seorang pekerja, SL Jumat (2/8/2024).
Menurutnya, hal itu membuat bingung pekerja. Lantaran bangunan drainase yang dikerjakan pihak Pemerintah Desa diduga menyerobot sebagian tanah untuk pagar perumahan.
"Makanya ini jadi bingung. Pondasi pagar jadinya tidak rata. Padahal sesuai garis dari benang yang kami pasang harusnya rata. Takutnya nanti tembok pagar ikut gak rata," ujarnya.
Selain itu, bangunan drainase juga ditempelkan di pagar perumahan. Ia pun tidak mengetahui apa tujuan dari hal tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Dapurkejambon, Alimin mengakui jika bangunan irigasi dari DD 2024 sebesar Rp185 juta tidak lurus. Karena pengerjaannya secara bertahap.
"Sepengetahuan kami, sebelum dikerjakan sudah diluruskan menggunakan benang atau tampar. Tapi gak ngerti juga ya," kata dia.
Alimin menegaskan jika batas pembangunan drainase dengan batas perumahan sudah dilakukan pengukuran. (rif)
Editor : Redaksi