JAKARTA (Realita)- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengaku dicecar 21 pertanyaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan keberadaan nomor ponselnya pada gawai milik terdakwa kasus korupsi di lingkungan Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Harno Trimadi.
Hasto mengatakan penyidik KPK memintanya menjelaskan komunikasinya dengan Harno. Namun, dia tidak bisa mengingat secara rinci karena dirinya telah bertemu banyak orang karena menyandang posisi Sekjen PDIP.
Baca Juga: PDIP Belum Umumkan Cagub DKI, Hasto: Ada yang Mau Ngatur-Ngatur
“Kalau ditanya apakah bertemu atau tidak? Saya kurang ingat karena sebagai Sekjen saya bertemu dengan begitu banyak orang,” kata Hasto.
Dia juga membantah mengenal terdakwa maupun tersangka kasus suap ini. “Di dalam memori yang miliki saya tidak pernah melakukan pertemuan. Tapi, saya juga minta tolong KPK sekiranya ini, saya minta tolong diingatkan karena saya bertemu dengan begitu banyak orang,” kata Hasto.
Baca Juga: KPK Panggil Hasto lagi, Kali Ini Kasus Korupsi di PPK Ditjen Perkeretaapian
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto hadir memenuhi panggilan KPK pada Selasa pagi, 20 Agustus 2024. Hasto dipanggil dengan kapasitasnya sebagai saksi dalam kasus korupsi di lingkungan Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Hasto tiba di Gedung KPK pada pukul 09.50 WIB. Ia didampingi dua kuasa hukumnya yakni Ronny Talapessy dan Joy Tobing.
Baca Juga: Kusnadi Bilang ke Penyidik KPK, HP Hasto cuma 1, Padahal Ada Dua
Dalam pemeriksaan kali ini, KPK ingin menggali keterangan Hasto terkait dugaan suap pengadaan dan pemeliharaan jalur kereta di DJKA Kemenhub. KPK juga telah menetapkan 14 tersangka dalam perkara ini.
Editor : Redaksi