Legislator Partai Golkar Depok Ini Tekankan Janji Kampanye di Pilkada 2024 Harus Realistis

DEPOK (Realita) - Membuat program ataupun janji kampanye yang realistis itu adalah hal penting dalam setiap pemilihan kepala daerah.

Kalau tidak, program itu nantinya malah akan menuai kritik dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Chandra Rahmansyah Optimis Raih Suara Besar di Pilkada Depok 2024

Salah satu yang banyak dikritisi dalam Pilkada Depok misalnya, yakni soal program membebaskan Kota Depok dari macet yang digaungkan Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok nomor urut 2, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah.

Wakil Ketua DPRD Kota Depok sekaligus politikus Partai Golkar, Tajudin Tabri, menegaskan, janji kampanye itu sebagai sesuatu yang mustahil diwujudkan.

Menurut Tajudin, janji untuk membuat Depok sepenuhnya bebas dari kemacetan bukanlah hal yang realistis.

Sebagai informasi, Pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok nomor urut 2, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, menyampaikan program unggulan mereka dalam kampanye, yaitu "Depok Bebas Macet".

Program tersebut menawarkan solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Depok, dengan janji bahwa tidak akan ada lagi kemacetan di kota tersebut.

"Membuat Kota Depok sama sekali bebas dari macet itu tidak mungkin," ujar Tajudin Tabri yang juga merupakan Ketua Tim Pemenangan pasangan Imam - Ririn dari Partai Golkar.

Tajudin menilai, program itu sebagai janji kosong yang hanya mengandalkan janji-janji manis tanpa mempertimbangkan realitas lapangan.

Sebagai perbandingan, Tajudin menyoroti DKI Jakarta, kota besar yang memiliki anggaran jauh lebih besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dibandingkan Depok.

Baca Juga: Yakin Menang di Pilkada Depok 2024, Supian Suri: Momentum Warga untuk Melakukan Perubahan

Walaupun demikian, Tajudin menjelaskan, Jakarta tetap menghadapi masalah kemacetan yang kronis.

"Lihat saja Jakarta, dengan anggaran yang jauh lebih besar dan infrastruktur lebih lengkap, kemacetan tetap tidak bisa diatasi sepenuhnya," ungkapnya.

Dia juga menuturkan, Depok, dengan skala kota yang lebih kecil dan anggaran yang terbatas, tidak mungkin bisa benar-benar bebas macet, apalagi jika dibandingkan dengan kota metropolitan seperti Jakarta.

Tajudin menekankan, daripada membuat janji yang tidak realistis, lebih baik paslon mengusulkan program yang lebih terukur dan sesuai dengan kondisi serta kemampuan kota.

"Warga butuh solusi nyata, bukan janji kosong yang sulit direalisasikan," tambahnya.

Baca Juga: Calon Wali Kota Depok Nomor Urut 1 Targetkan 80 Persen Perolehan Suara di Pilkada 2024

Menurut dia, program pasangan calon Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq yang sudah berkordinasi dengan anggota DPR RI untuk membangun bypass di Jalan Raya Sawangan lebih real dalam bentuk program, daripada cuma berkata bebas macet tanpa program.

"Imam juga sudah terbukti membangun underpass Dewi Sartika, bekerja sama dengan provinsi. Sehingga saat ini Jalan Dewi Sartika sudah lancar dan Imam lebih berpengalaman dan terbukti," tuturnya.

Program "Depok Bebas Macet" dari paslon nomor 2 ini pun menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pengamat politik.

Sementara itu, masyarakat Depok tentunya berharap adanya solusi nyata yang dapat mengurangi beban kemacetan yang selama ini menjadi problem utama di kota mereka. Hry

Editor : Redaksi

Berita Terbaru