Biden Yakin Tak Ada Al Qaedah lagi di Afghanistan, Benarkah?

WASHINGTON- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengklaim bahwa al-Qaeda, kelompok yang menjadi alasan utama terjadinya invasi AS ke Afghanistan di tahun 2001, sudah tidak ada lagi di negara tersebut. Ia menyebut alasan tersebut yang membuat dirinya memutuskan menarik semua pasukan AS dari Afghanistan.

"Kepentingan apa yang kita miliki di Afghanistan di saat al-Qaeda sudah tidak ada lagi?" tanya Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Jumat, 20 Agustus 2021.

Baca Juga: Israel Terdesak, Joe Biden Tawarkan Bantuan

Selang beberapa menit setelahnya, pernyataan presiden langsung dibantah Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa al-Qaeda masih ada di Afghanistan, walau jumlahnya mungkin tidak sebesar di awal era 2000-an. Ia tidak dapat menyebutkan angka pasti dengan alasan kemampuan intelijen AS di Afghanistan sudah banyak berkurang.

"Apa yang kami yakini adalah, kehadiran (al-Qaeda di Afghanistan) tidak signifikan lagi untuk menimbulkan ancaman terhadap negara kita seperti 20 tahun lalu," tutur Kirby, dilansir dari New York Post.

Baca Juga: Pakai Bikini Sambil Merokok, Putri Barack Obama Dibilang Menjijikkan

Selain mengenai al-Qaeda, Biden juga mengklaim bahwa kelompok Taliban membuka akses aman bagi warga AS atau negara lainnya yang ingin meninggalkan Afghanistan melalui bandara di ibu kota Kabul.

Pernyataan tersebut kembali dibantah selang beberapa menit oleh Pentagon, dalam sebuah pernyataan Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada Kongres AS.

Ia menyebut warga negara AS yang hendak meninggalkan Afghanistan via bandara Kabul dihalang-halangi oleh Taliban, beberapa dari mereka bahkan dipukuli. Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan klaim Biden bahwa Taliban mempersilakan warga AS untuk pergi ke bandara dengan aman.

Baca Juga: Biden Curiga Ada Putin di Balik Jatuhnya Pesawat yang Ditumoangan Bos Tentara Bayaran Wagner

"Dalam kurun waktu 30 menit usai pidato Biden, Menteri Pertahanan langsung membantahnya," kata seorang politikus senior Partai Republik kepada New York Post.

Selain AS, sejumlah negara lain juga beramai-ramai mengevakuasi warga mereka dari Afghanistan.wp/md

Editor : Redaksi

Berita Terbaru