JAKARTA - Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat mantan koruptor sebagai komisaris di BUMN menuai protes banyak kalangan.
Salah satunya dari Ketua DPP Gerakan Indonesia Anti Korupsi (GIAK) Jerry Massie dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/8/2021).
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Jerry mengatakan, keputusan Erik Tohir mengangkat mantan koruptor sebagai komisaris adalah hal aneh, dan tidak sesuai dengan slogan BUMN "AKHLAK".
"Saya nilai Erick sama saja membela para koruptor. Percuma slogan BUMN "AKHLAK" tapi komisaris tak ber-Akhlak" katanya.
Jerry menilai Erik Tohir sulit untuk menjadi pemimpin ke depan terlebih apabila ia mencolokkan diri sebagai Presiden.
"Dia tak punya ability (kemampuan) memimpin. Barangkali cocok dia pegang klub sepak bola. Ini pernah dilakukan saat memegang Inter Milan," ucapnya.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
"Erick kurang peka dengan desakan publik saat dia mengangkat mantan napi koruptor Emir Moeis jadi komisaris," lanjutnya.
Sebetulnya kata Jerry siapa saja yang duduk di direksi dan komisaris mereka punya rekam jejak yang bersih. Dan, seharusnya Erik Tohir mencopot Emir, bukan membela.
"Sama saja Erick tak bersih, tak ada pemimpin jujur yang mengangkat anak buah maling. Bagaimana menjadikan pemerintahan good and clean goverment sedangkan pejabat yang diangkat Napi koruptor bisa jadi worst and corruption goverment," tegasnya.
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
Jerry juga menilai Erick belum layak duduk di Kementerian. Manajemennya amburadul yang mana Garuda merugi Rp70 triliun hingga sejumlah Komisaris mundur PLN sekitar Rp600 triliun lebih bahkan aset kita diakuisisi asing.
"Jokowi agak blunder dan salah mengangkat menteri sekelas Erick Thohir tak punya kemampuan manajerial yang baik untuk mengendalikan BUMN," katanya.
"Ini contoh buruk pejabat di negeri ini. Koruptor dieluk-elukan atau disanjung hingga diangkat Komisaris. Barangkali Indonesia satu-satunya negara yang mengangkat napi koruptor jadi pejabat negara," tutupnya.jr
Editor : Redaksi