JAKARTA- Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman memberikan penjelasan terhadap polemik raibnya patung tokoh negara di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Ada tiga patung hilang yakni patung Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.
Baca Juga: Dalam Kunjungwn Kerjanya ke Italia, Kasad Bahas Profesionalisme Prajurit
Dudung menjelaskan, tiga patung itu dibuat oleh eks Pangkostrad Letjen (Purn) AY Nasution pada periode 2011-2012. Namun patung tersebut kini diambil kembali oleh AY Nasution.
"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," kata Dudung dalam keterangannya, Senin (27/9).
Dudung kemudian mengungkapkan alasan AY Nasution mengambil tiga patung itu. Sebab menurut keyakinan agama yang bersangkutan, adalah dosa membuat patung.
Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.
Baca Juga: KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman Resmikan Kawasan Religi Makam Aulia Sono Buduran
Lebih lanjut, eks Pangdam Jaya itu memastikan tidak benar penarikan tiga patung itu diindikasikan Kostrad telah melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI pada 1965.
"Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Pierre Tendean dalam peristiwa itu," tutur Dudung.
Sebelumnya, isu soal penghilangan patung itu pertama diembuskan oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Gatot mengungkapkan adanya indikasi upaya untuk menghilangkan sejarah terkait peristiwa G30S/PKI.
Baca Juga: Teknologi Canggih Karya Poltekad Kodiklatad Dipamerkan pad KSAD Jenderal TNI Dudung
Untuk menghilangkan memori soal sejarah tersebut, patung ketiga sosok itu kini tidak ada lagi di dalam museum Kostrad. Saat ini hanya tersusa kursi-kursi kosong tempat para patung ketiga tokoh itu diletakkan.
"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO jelas akan dihapuskan, dan patung itu tidak ada, bersih," kata Gatot dalam sebuah diskusi dengan KAHMI dikutip dari akun Youtube Kang Jana Tea.ran
Editor : Redaksi