PONOROGO (Realita)- Gaduh hilang saldo Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) milik sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial (Bansos) di Desa Tumpak Pelem Kecamatan Sawoo selesai sudah.
Ini setelah pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tumpak Pelem memilih mengembalikan ratusan KKS warga penerima Bansos, pun dengan memberikan jatah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diklaim warga belum cair.
Baca Juga: Sidang Korupsi Mantan Kepala BPBD, Kasi Intel Kejari Sidoarjo Disebut Meminta Aliran Dana
Proses pengembalian kartu KKS ini dilakukan BUMDes Tumpak Pelem dengan disaksikan oleh Babinkamtibmas Polsek dan Babinsa Koramil Sawoo. Pun dengan pemberian sejumlah komoditi BPNT kepada 7 KPM yang menyoal hilangnya saldo pada KKS, Senin (14/02/2022).
Bendahara BUMDes Tumpak Pelem, Agus Riyanto mengaku, pengembalian KKS warga penerima Bansos di Tumpak Pelem dan pemberian BPNT tunggakan ini, berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah antara BUMDes dan warga pada, Sabtu (12/02/2022) kemarin.
Ia menyebutkan, usai masalah sinyal guna penggesakan kartu KKS bansos pada mesin EDC ( Electronic Data Capture) terselesaikan. Maka mulai hari ini seluruh KKS dikembalikan ke KPM. Selanjutnya proses penggesekan dan pengambilan BPNT dilakukan mandiri oleh KPM di BUMDes sebagai agen resmi BPNT.
" Intinya meneruskan hasil musyawarah kemarin. Kartu sudah dikembalikan sebagian, yang lain belum datang, di sini kan banyak yang petani. Dan terkait beras ada yang bilang belum diberikan, kami berikan sesuai hak-hak mereka. Ada yang 2 bulan sampai 3 seperti itu. Untuk KKS kita kembalikan karena mesin EDC nya sudah bisa digesek di BUMDes, selama ini permasalahanya di sinyal. Kemarin kita pasang wifi dan alhamdulilah sudah bisa, jadi nanti KPM yang menggesek sendiri, tidak lagi di kordinir BUMDes," ujarnya.
Agus mengaku, permasalahan ini hanya dipicu kesalahpahaman dan miss komunikasi saja. Terkait pengumpulan KKS di BUMDes sebelumnya telah berdasarkan kesepakatan KPM dan RT setempat.
" Memang ada miss komunikasi. Sejak awal-awal penerimaan bantuan sudah ada kesepakatan bahkan se Tumpak Pelem (pengumpulan KKS.red). Dari 8 KPM yang mempermasalahkan. 4 orang cek saldo di Trenggalek saldo masih utuh. Sedangkan yang mempermasalahkan saldo berkurang itu 4 KPM. Kami sudah sampaikan lewat grob WA sebenarnya, tapi KPM mengaku belun terima info," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu KPM Bansos di Desa Tumpak Pelem Suyati (33) mengaku senang kartu KKS nya telah dikembalikan. Ia mengakui kurang berkomunikasi baik dengan pihak ketua BUMDes sehingga muncul miss komunikasi hingga berujung gaduh saldo bansos hilang.
Baca Juga: Dugaan Korupsi, Kepala BPKAD Pemkab Bojonegoro Sebut Tanggung Jawab Kepala Desa
" Alhamdulillah seneng ya, sudah cair hari ini. Ya mungkin kurang komunikasi sama ketua BUMDes, sehingga ada miss komunikasi. Ya mudah-mudahan tidak seperti ini lagi," akunya.
Suyati menambahkan dalam pembagian BPNT ini, ia menerima 3 karung sak beras dengan total 30 kilogram, telur 6 kilogram, kedelai 1,2 kilogram dan lain-lain. " Terima 3 sak beras 30 kilogram, telur pengganti daging karena biasanya terima daging, ada kacang kedelai. Ini untuk tiga bulan, cuman saya lupa bulan apa saja," tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Tumpak Pelem Kecamatan Sawoo, Atik Sumiati berharap, kejadian serupa tidak terjadi kembali. Kendati telah selesai, namun ia meminta BUMDes dan para KPM untuk lebih baik dalam berkomunikasi. Bahkan ia meminta KPM tak segan-sega melapor ke Pemdes bila terjadi permasalahan pada pencairan bansos.
" Harapan saya jangan terjadi lagi seperti ini. Kita kan bisa duduk bersama untuk menyelesaikan. Jadi jangan langsung permasalahan muncul ke atas seperti itu. Tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan," harapnya.
Baca Juga: KPK Geledah Kantor Kemensos, di Mana Bu Risma?
Atik mengakui, kawasan Tumpak Pelem merupakan blank spot (susah sinyal ) untuk provider Telkomsel, Sementara mesin EDC diduga menggunakan koneksi sinyal provider tersebut. Pihaknya pun akhirnya mengupayakan pemasangan antena Wifi guna mempermudah penggesekan mesin EDC. Hambatan ini, sebenarnya telah dilaporkan ke pihak BNI 46 Ponorogo, namun tidak ada solusi.
" Di lokasi sekitar sini memang tidak ada sinyal Telkomsel. Kami komunikasi sebagian besar lewat WA, penggesekan mesin EDC itu menggunakan sinyal provider bukan wifi. Jadi terkadang penggesekan itu dilakukan di tempat-tempat yang ada sinyalnya. Baru-baru ini ada solusi dengan pasang antena wifi. Dulu kami sudah bilang ke BNI, karena BUMDes itu agen BNI, juga tidak bisa memberikan solusi terkait sinyal," ungkapnya.
Lebih jauh Atik mengaku, terkait isi saldo tidak terbaca, tidak hanya terjadi di Tumpak Pelem. Pasalnya pengisian saldo KKS dari pusat tidak bersamaan, bahkan terjadi saldo KPM terisi dobel pada bulan berikutnya.
" Jadi kalau isi saldo OOO itu ya, itu menurut keterangan pengelola BUMDes, soalnya pengisian dari sana (pusat.red) itu tidak bebarengan. Ada saja satu atau dua KKS tidak ter injek hari itu atau bulan itu, tapi di bulan berikutnya dobel, dan itu bisa langsung dicairkan ke BUMDes bila itu terdeteksi cair. Tapi kalau saldonya digesek nol apa yang mau dicairkan," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi