SURABAYA (Realita)- Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya dan Komunitas Nol Sampah melakukan aksi bagi-bagi kantong non-plastik. Kegiatan yang juga melibatkan siswa dari SDN Kertajaya IV itu, digelar di Pasar Pucang Anom, Rabu (13/4) pagi.
Bagi-bagi kantong non-plastik sebagai kampanye terhadap upaya pengurangan sampah plastik. Selain itu, juga sebagai sosialisasi Peraturan Wali Kota Surabaya (Perwali) Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya OTT Ratusan Pelanggar Buang Sampah Sembarangan
Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Limbah DLH Surabaya Arif Sugiarto mengatakan bahwa per 9 April 2022, Perwali 16 tahun 2022 sudah diterapkan. Di perwali ini mengatur tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.
“Jadi kegiatan ini merupakan salah satu langkah sosialisasi Perwali 16/2022, dengan cara bagi-bagi kantong non-plastik,” katanya.
Ia menyebut perwali ini adalah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, bukan melarang. Sebab ada komoditi tertentu yang masih ditolerir untuk memakai kantong plastik.
Secara spesifik Arif mengatakan plastik yang tidak bergagang masih boleh digunakan. “(Kantong plastik) yang ada gagangnya yang dilarang,” ujarnya.
Apa bedanya? Kalau plastik yang ada gagangnya bisa berfungsi untuk mengangkat dan mengangkut. Sedangkan yang tidak bergagang berfungsi hanya sebagai wadah.
Ini bisa diterapkan di pedagang dengan jenis jualan basah. Misalnya ikan. Menurutnya, pedagang tetap boleh menyediakan plastik tidak bergagang. Contohnya plastik roll seperti yang ada di supermarket atau swalayan.
“Namun pedagang tidak boleh menyediakan tas kresek. Sebab kresek kan kantong plastik bergagang. Itu tidak boleh,” jelas dia.
Baca Juga: Mama Muda Meninggal saat Jalani Operasi Plastik yang Ditangani Suami Sendiri
Sedangkan Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some menjelaskan kegiatan ini sasarannya adalah pembeli atau pengunjung pasar. Menurutnya, sosialisasi difokuskan ke pembeli yakni agar mereka membawa kantong belanja dari rumah yang terbuat bukan dari bahan plastik.
Karena itu, Wawan Some menyebut aksinya ini sebetulnya ‘merampok’. Jika melihat pembeli membawa tas kresek, pembeli itu didatangi. Tas kreseknya diganti dengan tas non-plastik.
“Kita rampok isinya, kita pindahi ke tas kain. Nah, saat pemindahan isi belanjaan, di situlah ada edukasi tentang kenapa harus mengurangi sampah plastik,” terangnya.
Wawan Some menyatakan sampah plastik sulit terurai. Bahkan untuk mengurainya butuh ratusan tahun. Sedangkan sampah plastik ini dibakar, biayanya tinggi. 1 ton kresek butuh minyak 12 barel. Sementara itu kalau dibakar, kresek juga berbahaya.
“Itulah yang dijelaskan tadi. Jadi sambil mindahkan isi belanjaan pembeli, kita menjelaskan tentang hal ini, termasuk tentang sudah diberlakukannya Perwali 16/2022 di Surabaya,” tambahnya.
Baca Juga: Polri segera Gelar Operasi Mantap Brata Amankan Pemilu 2024
Dikatakan, dengan adanya perwali itu, maka ke depan pembeli perlu membawa tas belanjaan dari rumah. Sebab ke depan pedagang di pasar sudah tidak akan menyediakan tas kresek atau kantong plastik bergagang lainnya.
“Itu perlu disosialisasikan juga agar mereka (pembeli) tidak kaget. Bahwa kalau ke pasar, pedagang sudah tidak menyediakan kantong plastik lagi,” imbuh dia.
Di sisi lain, Kepala Pasar Pucang Anom Retno Hastuti menjelaskan PD Pasar Surya sudah sosialisasi tentang pembatasan penggunaan kantong plastik ini. Sosialisasi itu dengan meneruskan surat edaran dari direksi PD Pasar Surya tertanggal 30 Maret 2022 lalu tentang adanya perwali 16 tahun 2022.
“Surat edaran itu kami sampaikan ke pedagang, dan kami tempelkan di dinding-dinding pasar agar mudah diketahui pedagang atau pengunjung,” katanya.nov
Editor : Redaksi