Demo Dukung Kemerdekaan Palestina di Makassar: Ini Bukan Soal Agama, tapi Kemanusiaan

MAKASSAR (Realita)-  Puluhan orang dari sejumlah elemen masyarakat sipil melakukan demo di depan Monumen Mandala Makassar, 29 April 2022. Mereka menuntut Kemerdekaan Palestina. “Kami menuntut Jokowi tidak hanya mengundang Ukraina di G-20, tapi juga Palestina. Kalau Ukraina begitu mendapat sorotan setelah perang dengan Rusia atas nama melawan Invasi, kenapa Palestina tidak, Padahal penjajahan dan penindasan brutal  terhadapnya sudah berlangsung puluhan tahun,” ujar Khusnul Yaqin, dosen Universitas Hasanuddin yang menjadi salah satu panitia demo.

Menurut Khusnul, seluruh peserta demo datang secara natural, atas panggilan pribadi, tanpa banyak pengorganisasian. “Mereka benar-benar menunjukkan solidaritas yang luar biasa atas penderitaan saudara kita rakyat Palestina,” ujarnya.

Baca Juga: Tentara Teroris Israel Rekam Momen Menghancurkan Rumah-Rumah di Gaza sambil Bersorak Gembira

Demo yang berlangsung damai itu diikuti oleh sejumlah Yayasan Islam di Makassar, HMI dan individu yang tergabung dalam Front Pembebasan Al Quds. “Kita membela Palestina bukan karena dasar kesamaan agama. Tapi kemanusiaan. Dimana kemanusiaan kita kalau melihat banyak orang tertindas, setiap hari rumah-rumah mereka dihancurkan diganti dengan pemukiman-pemukiman baru kaum penajajah zionis, lalu kita diam! Semua kita bersaudara. Kalau saudara kita tertindas, dirampas tanahnya, kita juga harus ikut membelanya” ujar Supa Athanna, salah satu Dosen Universitas Hasanuddin Makassar yang ikut memberi orasi.

Penjajahan Israel ke Palestina dimulai ketika Inggris mendapatkan mandat untuk mendirikan “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di wilayah Palestina.  Semenjak mandat itu dijalankan,  kaum Yahudi yang mengalami persekusi di Eropa berbondong-bondong datang menetap di tanah Palestina.

Pada tahun 1947, PBB  memutuskan  wilayah Palestina dibagi menjadi dua negara berbeda. Yaitu negara bagi Bangsa Yahudi dan Negara bagi Arab Palestina. Yerusalem sendiri ditetapkan sebagai kota Internasional. Pengaturan PBB ini mentah-mentah ditolak oleh bangsa Arab dan diterima oleh Israel.

Baca Juga: Inggris Akui Palestina Merdeka, Israel Cemas

Pada tanggal 14 Mei 1948, para pemuka Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Hal ini tentu saja mendapatkan penentangan lebih keras lagi oleh warga Palestina dan negara negara Arab seperti Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Arab Saudi dan Yordania. Terjadilah perang yang berakhir dengan kemenangan Israel yang didukung oleh sekutu-sekutunya. Israel akhirnya mengendalikan seluruh wilayah Palestina. Mereka kemudian menandai semua wilayah Palestina yang direbut sebagai wilayah Israel.

Pada saat perang tersebut, 80 persen atau 700 ribu  warga Palestina diusir, dipaksa meninggalkan tanah kelahirannya sendiri dan wilayah-wilayah itu diduduki oleh Israel sampai sekarang. Banyak warga Palestina yang mencoba pulang  ke tanah airnya dibunuh oleh pasukan Israel. “Saat ini, Israel terus menerus membangun pemukiman untuk warga Yahudi  yang terus berdatangan di Tanah-tanah Palestina. Bahkan banyak perusahaan perusahaan multinasional Yahudi yang didirikan diatas tanah tanah yang dijajah Israel tersebut. Pemerintah harus menekan Israel dengan tegas atas hal ini,” kata Khusnul Yaqin.

Baca Juga: Teroris Israel Ngaku Sudah Bunuh 2.000 Anggota Hamas 

Demo menuntut kemerdekaan Palestina tidak hanya dilakukan di Makassar, tapi hampir di seluruh wilayah dunia; Perancis, Inggris, Jerman, Swiss dan lain lain. Demo di Makassar adalah bagian peringatan Hari AL Quds International Kemerdekaan Palestina yang dilakukan setiap Jumat terakhir bulan Ramadhan di seluruh dunia. “Peringatan seperti ini harus dilakukan dan didukung semua pihak  untuk mengingatkan kembali mereka-mereka yang mencoba mengaburkan fakta-fakta penjajahan Israel atas  Palestina, bahwa generasi pembela Palestina akan tetap tumbuh sampai Palestina merdeka,” ujar Khusnul mengakhiri wawancara.liz

Editor : Redaksi

Berita Terbaru