SURABAYA (Realita) - Provinsi Jawa Timur pada April 2022 kemarin mengalami inflasi sebesar 1,05 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, menyampaikan itu melalui meeting zoom, Senin (9/5/2022).
Dia sebutkan, dari delapan kota IHK di Jawa Timur seluruhnya mengalami infasi. Infasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 1,44 persen dan infasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,95 persen.
Baca Juga: Rakorpusda Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Jawa Hasilkan 3 Strategi Utama
Infasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi, dan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.
Baca Juga: Pembangunan hingga Upaya Tekan Inflasi di Kota Madiun Diapresiasi Mendag RI
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 3,04 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,56 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,35 persen.
Berikutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,74 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,70 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,67 persen.
Baca Juga: Wali Kota Eri bersama Bank Indonesia Dorong Perluasan Akses Pembayaran Digital QRIS
Terus, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,17 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen.
Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok pendidikan.gan
Editor : Redaksi