SELAKU Fotografer Senior Anggota HISFA, Mantan Dosen Fotografi di UGM & ISI Jogja, saya sangat mengecam Tindakan Konyol (baca: Gegabah) yang dilakukan oleh WO / Wedding Organizer bersama Fotografer dan Pasangan Calon Penganten yg telah mengakibatkan Kebakaran di Bukit Teletubbies Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kemarin.
Bagaimana tidak? Di Era Teknologi yang sudah sangat berkembang maju dlm Dunia Fotografi saat ini, Tindakan yg mereka lakukan sangat Ceroboh dan (maaf) Bodoh. Sebab sebenarnya kejadian tsb samasekali tidak perlu terjadi musibah kebakaran, bahkan tidak perlu menggunakan Perangkat pembuat Asap & Api (Flare) sungguhan yg berbahaya. Bahkan lebih ekstrim lagi kalau mau dikatakan tidak perlu harus jauh-jauh berfoto di area yg dilindungi Konservasi Alam tersebut.
Baca juga: Pasangan Prewedding Nyalakan Flare, Bukit Teletubbies Bromo Terbakar
Kalau "hanya" ingin berfoto dgn Background Asap & Api (seperti Contoh), sebenarnya mereka cukup Foto2 atau Pose-pose saja di Lokasi dan selanjutnya diedit melalui Komputer, misalnya menggunakan Program Adobe Photoshop. Bahkan kalau mau lebih praktis (dan murah) lagi, mereka cukup Foto-foto di Studio dengan Latar belakang Polos yang nantinya "diganti" dengan Foto nyala Flare yang bisa didapatkan dari hasil Foto ditempat aman atau menggunakan Library yang banyak tersedia.
Jadi inilah '"Kekonyolan" yang sangat berharga mahal, disamping Hasilnya tidak sesuai Harapan, Hutan di TNBTS menjadi korbannya, sekaligus Masyarakat yang kini untuk waktu yang belum bisa ditentukan tidak bisa ke Lokasi tersebut. Sebuah Pelajaran berarti dari Ketidaktahuan Teknologi atau Memang mau mencari Sensasi yang sangat tidak perlu di era Kemajuan Fotografi saat ini.
Saat Ulasan ini ditulis, sudah ada 1 tersangka yang ditetapkan oleh Polres Probolinggo yakni AW (41) selaku Manajer WO yg melaksanakan Pemotretan PreWed tersebut. Namun rasanya konsep tersebut tidaklah mungkin hanya dilakukan oleh 1 orang saja, karena pasti selain Konseptor ada Eksekutor (termasuk Pembeli Flare, Fotografer) dan bahkan kedua Pasangan Calon Penganten dari Surabaya tersebut menyetujui Konsep (Konyol) tersebut.
KRMT Roy Suryo, Kamis (07/09/23)
Editor : Redaksi