Nipu Rp 350 M, Roosdiana dan Arya Kurniawan Tak Kooperatif Saat Memberikan Keterangan

realita.co
Terdakwa Roosdiana dan Arys (keduanya tidak ditahan)

SURABAYA (Realita)- Roosdiana, Komisaris Utama dan Arys Kurniawan, Direktur PT Agro Mulya Jaya (AMJ), dua terdakwa penipuan senilai Rp 350 miliar menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (30/3/2022). Kedua terdakwa tidak kooperatif saat menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa. 

Dihadapan majelis hakim kedua terdakwa terlihat kebingungan saat ditanya jaminan berupa stock gula pasir sampai dengan senilai Rp.312.500.000.000 (tiga ratus dua belas milyard lima ratus juta rupiah) atau sebesar 125% dari dana yang dipinjam dengan bukti kepemilikan berupa dokumen Kontrak Penjualan dan DO/SPPB.

Baca juga: Sidang Dugaan Penggelapan CV MMA, Saksi: Tidak Ada Uang Untuk Kepentingan Pribadi Terdakwa Herman

"Saat Bank Bukopin eksekusi gula itu, ada atau tidak"kata Ketua majelis hakim dan dipertegas oleh hakim Suparno sebagai anggota. 

Terdakwa Roosdiana terlihat kebingungan saat akan memberikan jawaban. 

Lantas hakim Suparno menegur terdakwa Roosdiana agar memberikan Jawaban yang jujur.

"Terdakwa jawab dengan jujur ada tidak stok gula itu"tanya hakim Suparno. Terdakwa Roosdiana akhirnya menjawab tidak ada. 

Usai persidangan tim penasihat hukum Terdakwa M Arifin saat dikonfirmasi enggan memberikan komentar. 

Sementara Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwis dari Kejaksaan Negeri Surabaya mengatakan terdakwa tidak kooperatif saat diperiksa. 

"Keterangan terdakwa tidak kooperatif, tapi tidak apa-apa. Terdakwa itu punya hak untuk ingkar"ucapnya.

Untuk diketahui, dalam dakwaan PT AMJ  yang bergerak di bidang usaha perdagangan gula, terdakwa Roosdiana menjabat sebagai Komisaris Utama dan terdakwa Arys Kurniawan menjabat sebagai Direktur perusahaan tersebut.

Pada tahun 2012 s/d 2014 PT AMJ telah mengajukan fasilitas kredit modal kerja penebusan/refinancing gula pasir/rafinasi produsen PT Perkebunan Nusantara/Non PT Perkebunan Nusantara kepada Bank Bukopin Cabang Surabaya.

Baca juga: Keterangan Ahli Pidana dan Perdata, Perbuatan Herman Tidak Melawan Hukum

Fasilitas Kredit PK Nomor 19 tanggal 13 Desember 2011 diajukan oleh PT AMJ melalui Heru Purnomo sebagai Direktur pada bulan Oktober 2011 dengan dokumen pendukung berupa legalitas usaha, copy identitas Direktur & Komisaris, Laporan Keuangan Auditied selama 2 (dua) tahun terakhir dan copy rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir, dan dengan jaminan berupa stok gula pasir senilai Rp.150.000.000.000 (seratus lima puluh milyard rupiah) atau sebesar 125% dari dana yang dipinjam dengan bukti kepemilikan berupa dokumen Kontrak Penjualan dan Delivery Order/Surat Perintah Penyerahan Barang (DO/SPPB).

Pada proses pencairan sebanyak 2 (dua) tahap dokumen tersebut diserahkan kepada Bank Bukopin Cabang Surabaya.

Fasilitas Kredit PK Nomor 9 tanggal 5 September 2012 sesuai dengan Memorandum Komite Kredit Nomor MMK 052 tanggal 13 maret 2013 outstanding sesuai jatuh tempo tanggal 11 Juni 2013 adalah sebesar Rp.246.720.000.000 (dua ratus empat puluh enam milyard tujuh ratus dua puluh juta rupiah) sedangkan sisanya sebagai kelonggaran tarik bagi debitur.

Diajukan oleh PT AMJ melalui para terdakwa dengan jaminan berupa stok gula pasir sampai dengan senilai Rp.312.500.000.000 (tiga ratus dua belas milyard lima ratus juta rupiah) atau sebesar 125% dari dana yang dipinjam dengan bukti kepemilikan berupa dokumen Kontrak Penjualan dan DO/SPPB.

Pada proses pencairan dokumen tersebut diserahkan kepada Bank Bukopin Cabang Surabaya, dengan rincian sebagai berikut :

Pada tanggal 11 September 2012 melalui surat nomor 01/AMJ-DRP/250M/IX/2012 para terdakwa mengajukan permohonan pencairan pertama sebesar Rp.80.000.000.000 (delapan puluh milyard rupiah) untuk 10.000 ton gula rafinasi dengan mengajukan dokumen Kontrak Penjualan dan DO/SPPB yang diterbitkan oleh PT. Sugar Labinta selaku produsen.

Baca juga: Sidang Dugaan Penipuan, Keterangan Para Saksi Ungkap Hutang Pelapor ke CV MMA

Permohonan pencairan tersebut disetujui oleh Bank Bukopin Cabang Surabaya yang pencairannya melalui transfer ke rekening Terdakwa Roosdiana di Bank Bukopin yang kemudian oleh Roosdiana ditransfer ke rekening terdakwa Arys Kurniawan, rekening PT. Sugar Labinta dan beberapa rekening lainnya.

Selanjutnya pada bulan Mei tahun 2015 plafond Fasilitas Kredit sebesar Rp.350.000.000.000 (tiga ratus lima puluh milyard rupiah) disesuaikan menjadi Rp.286.800.000.000 (dua ratus delapan puluh enam milyard delapan ratus juta rupiah)/outstanding pinjaman oleh karena adanya beberapa kali penebusan DO/SPPB oleh saksi Noprian Fadli sebanyak 9.500 ton atau sekitar Rp.75.680.000.000 (tujuh puluh lima milyard enam ratus delapan puluh juta rupiah) sehingga plafond dan outstanding menjadi sebesar Rp.211.120.000.000 (dua ratus sebelas milyard serratus dua puluh juta rupiah).

Penyesuaian tersebut untuk menutupi outstanding fasilitas kredit sebelumnya, sehingga kelonggaran tarik debitur menjadi Rp.63.200.000.000 (enam puluh tiga milyard dua ratus juta rupiah) yang kemudian digunakan oleh PT AMJ  untuk pembiayaan gula produsen lainnya, namun saat telah jatuh tempo, PT AMJ tidak dapat melunasi hutang pokok sejak bulan oktober 2015 hingga macet dengan Coll 5 pada sekitar bulan Agustus 2016, dan hanya membayar bunga setiap akhir bulan dengan pembayaran terakhir pada bulan September 2015, namun saat Bank Bukopin bermaksud mengajukan permohonan eksekusi Akta Jaminan Fidusia melalui Pengadilan Negeri Surabaya, hal tersebut tidak tidak dapat dilakukan oleh karena adanya gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh PT Sugar Labinta pada sekitar bulan Mei 2016 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nomor perkara 781/PDT.G/2015/PN.JKT.Sel yang ditujukan antara lain kepada para Terdakwa yang mendalilkan bahwa DO/SPPB yang diajukan sebagai dokumen pencairan Fasilitas Kredit PK Nomor 105 tanggal 19 Desember 2014 hanya dipinjam dan belum dilakukan pembayaran oleh PT AMJ. 

Akibat perbuatan, para terdakwa menimbulkan kerugian bagi Bank Bukopin sebesar total Rp.262.969.848.296,02 (dua ratus enam puluh dua milyard sembilan ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus empat puluh delapan ribu dua ratus sembilan puluh enam rupiah koma nol dua sen) yang merupakan kumulatif dari utang pokok ditambah bunga dan denda.

"Pasal yang didakwakan pasal pemalsuan, penggelapan dan fidusial"kata Jaksa Darwis.ys

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru