PONOROGO (Realita)- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo semakin mewabah. Pasalnya, dari semula 19 Sapi di 3 kecamatan terkonfirmasi positif PMK, kini ratusan sapi di 9 kecamatan tertular virus ini.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertahankan ) Ponorogo Masun mengatakan, sesuai data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang terintegrasi Indonesia (ISIKHNAS) yang diterima pihaknya tertanggal 03 Juni 2022, jumlah sapi yang tertular PMK di Ponorogo kini berjumlah 402 yang tersebar di 9 kecamatan meliputi, Kecamatan Balong, Jambon, Kauman, Pudak, Pulung, Sampung, Siman, Slahung, Soko.
Baca Juga: DKPP Kota Madiun Pastikan Hewan Kurban Aman Dari PMK
" Sampai saat ini ada 402 sapi di 9 Kecamatan tertular virus ini. Dimana paling banyak di Kecamatan Pudak yakni 59,9 % atau 241 sapi," ujar Masun usai menggelar rapat kordinasi (Rakor) penanganan PMK dengan sejumlah instansi di Ruang Bantarangin Pemkab Ponorogo, Jumat (03/06/2022).
Masun mengungkapkan, melihat lonjakan kasus yang signifikan selama 5 hari terakhir, pihaknya mewacanakan adanya penutupan aktifitas pasar hewan. Pun dengan memperketat lalu lintas hewan di wilayah perbatasan.
" Sepanjang daerah tertular dapat dilakukan. Sepanjang ada pendapat dari pejabat otoritas (Bupati.red) harus ditutup boleh ditutup. Ponorogo masuk daerah tetular," ungkapnya.
Baca Juga: Pengawasan Hewan Kurban di Kota Cilegon Diperketat
Masun mengaku guna meringankan peternak akibat dampak PMK, 3 bank nasional seperti Bank Jatim, BRI, dan BNI yang merupakan pemberi kridit terhadap peternak sapi perah di Kecamatan Pudak, setuju untuk memberikan restrukturisasi kridit.
" Alhamdulillah 3 bank menjadi mitra di Pudak BRi, BNI, Bank Jatim telah bersedia regulasi bank melakukan hal itu. Tentu kerjasama dengan dinas bahwa peternak yang mengajukan keringanan itu memang terdampak. Dilakukan atas kajian bank. Apakah penundaan pembayaran pokok atau perpanjangan tenor. Penundaan pembayaran bunga setelah melakukan validasi," bebernya.
Baca Juga: Belum Genap Sebulan, Sapi Terjangkit LSD di Ponorogo Capai 49 Ekor
Terkait, penanganan hewan tertular dan terjangkit PMK pihaknya akan melakukan upaya pengobatan dengan menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT) pada APBD 2022.
" Pengobatan intinya dilakukan untuk, mengurangi gejala kesakitannya, meningkat kan kekebalan tubuh nya. Untuk prefentif itu intinya mencegah tidak menyebar kesana-sana. Kita isolasi di ternak yang sakit saja," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi