PONOROGO (Realita)- Penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian mengkhawatirkan. Ini setelah 2.000 sapi di wilayah ini terjangkit PMK, bahkan 5 diantaranya tercatat mati akibat virus ini.
Hal ini diungkapkan, Camat Pudak Suwadi. Ia mengatakan penyebaran virus PMK di wilayahnya kian mengkhawatirkan. Kondisi ini diperparah minimnya distribusi obat dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertahankan) Ponorogo ke wilayah ini.
Baca Juga: Waspada Antraks Gunung Kidul, Ponorogo Perketat Sapi Masuk
" Sapi perhari ini ada 2000 lebih d Pudak saja. Angka kematian baru masuk 5. Sebetulnya lebih dari 5 tapi masih menunggu laporan resmi dari desa," ujarnya, Rabu (15/06/2022).
Suwadi menyebutkan, untuk mengobati sapi-sapi yang terjangkit PMK, sejumlah peternak di wilayah ini terpaksa memdatangkan sendiri dari Blitar dan Tulungagung.
" Untuk distribusi obat sampai hari ini dengan susah payah masih bisa tercukupi, dari pemerintah ada, dari pihak ke tiga ada, pengusaha kuling, pengusaha dari Blitar. Ada 3 pngushaa, dari Blitar dan Tulungagung," ungkapnya.
Baca Juga: DKPP Kota Madiun Pastikan Hewan Kurban Aman Dari PMK
Pihaknya mengaku sudah meminta Dispertahankan untuk mengalokasikan obat berlebih di wilayah ini, melihat tingginya kasus yang terjadi.
" Saya sering koordinasi dengan dinas, beliau d sana sebenarnya juga sudah sering rapat, namun demikian dilapangan memang kenyataannya seperti itu, kalau sudah dilapangan ya kadang rebutan juga, terbatasnya obat juga karena kasusnya terus bertambah, dan obat juga terbatas juga," tambahnya.
Baca Juga: Pengawasan Hewan Kurban di Kota Cilegon Diperketat
Kendati demikian, Suwandi mengeklaim sudah banyak sapi yang sembuh dari PMK di wilayah ini. Namun tepatnya berapa ia tidak bisa merinci karena laporan dari desa belum masuk.
" Total itu sudah banyak sembuh juga, namun data dari lurah belum ada, jadi dipentingkan penanganan dulu. vaksin saat ini masih belum, begitu juga pendataan usulan vaksin, namun mungkin bisa diambilkan dari yang sudah terpapar, otomatis itu yang kami mohonkan itu," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi