JAKARTA -Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menilai bahwa reshuffle alias perombakan kabinet hanya memperkuat oligarki di pemerintahan. Sebab, kini ada tujuh pemimpin partai politik yang bergabung di istana.
"Baik bergabung secara langsung, maupun melalui anak buahnya. Ada juga satu orang presiden senior," ujarnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga: Gibran Bisa Dimakzulkan tapi Harus Dilantik Dulu
Menurut Refly, hal itu menandakan bahwa nasib Indonesia hanya akan ditentukan oleh sembilan orang saja. "Bukan sembilan orang ketum partai di parlemen, tetapi sembilan orang di istana," ujarnya.
Jika sembilan orang di istana itu kompak mengusung satu pasangan calon presiden pada Pilpres 2024, demokrasi Indonesia bisa selesai.
Baca Juga: 79 Tahun Merdeka, Kemerdekaan untuk Oligarki dan Koruptor?
"Yang terjadi nanti ialah satu pasangan calon disiapkan sebagai wakil oligarki," tuturnya.
Refly menilai oligarki tentu tetap akan memberikan "rasa" demokrasi dalam pilpres. Caranya yaitu dengan membiarkan satu pasangan calon lain untuk berkoalisi dengan partai politik oposisi.
Baca Juga: Sebelum Lempar Botol ke Rocky Gerung, Waluyo Wasis Nugroho juga Pernah Usir Anies
"Namun, calonnya itu barang kalo sudah 'ditaker' bisa dikalahkan dengan mudah. Pasangan calon itu bisa juga jadi calon boneka," paparnya.
Lebih lanjut, Refly menilai bahwa kondisi tersebut merupakan dampak berbahaya dari presidential threshold. "Itulah bahayanya presidential threshold. Reshuffle hanya memperkuat oligarki," tuturnya.
Editor : Redaksi