Ditemukan Tewas, Kopda Muslimin Sering Curhat Tak Kuat Dikekang Istri

SEMARANG - Kopda Muslimin atau Kopda M, prajurit Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI yang menjadi dalang di balik percobaan pembunuhan Rina Wulandari, istrinya sendiri, ditemukan meninggal dunia. Jasad Muslimin ditemukan di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022) sekitar pukul 06.15 WIB.

Prahara yang terjadi di rumah tangga Kopda Muslimin dengan istrinya Rina Wulandari bermula dari curahan hati (curhat) Muslimin, kepada anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya.

Baca Juga: Cemburu, Suami Bunuh Istri dan Mayatnya Dikubur Belakang Rumah sejak Tahun 2018

"Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya," kata Agus Santoso alias Agus Gondrong, salah seorang tersangka penembakan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).

Menurut Agus Gondrong, Muslimin meminta agar istrinya dihabisi. Gondrong mengaku sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diracun dengan bunga kecubung sebagai bentuk memberi pelajaran.

Termasuk, kata dia, permintaan Kopda Muslimin untuk mencarikan senjata api. Adapun upah yang diberikan Kopda Muslimin kepada mereka sebesar Rp120 juta. "Dijanjikan Rp200 juta ditambah sebuah mobil kalau berhasil (membunuh korban)," katanya.

Kopda Muslimin Selalu Memandu Eksekutor Kopda Muslimin terus memberi panduan kepada pembunuh bayaran untuk menghabisi istrinya, Rina Wulandari, sejak awal hingga pelaksanaan eksekusi.

Hal tersebut disampaikan Sugiono alias Babi (34), eksekutor penembakan saat dikonfirmasi tentang rekaman CCTV di lokasi kejadian di Mapolrestabes Semarang. "Ditelepon untuk menunggu di ujung gang oleh Bang Muslimin (Kopda Muslimin)," katanya.

Baca Juga: Sering Pergi tanpa Pamit, Istri Disekap Suami di Kandang Sapi

Menurut dia, Muslimin juga memberi kabar melalui telepon bahwa istrinya sudah keluar rumah untuk menjemput sekolah anaknya.

Ia menuturkan bahwa eksekusi penembakan seharusnya saat Rina Wulandari keluar rumah untuk menjemput anaknya di sekolah. Namun, dia mengaku sempat kehilangan jejak korban hingga akhirnya penembakan baru dilakukan saat korban pulang kembali ke rumah. "Skenarionya ditembak sebelum berangkat jemput ke sekolah, waktu tidak ada anaknya," katanya.

Ia menambahkan bahwa Muslimin berpesan agar menembak di bagian kepala dan jangan sampai kena anaknya. Muslimin juga memberikan instruksi agar menembak untuk kedua kali, karena tembakan pertama belum berhasil.

Baca Juga: Dibelikan Rokok Murah, Pria Ini Bacok Istri dan Tenggelamkan Anak Tiri hingga Tewas

"Sempat dimarahi, disuruh tembak lagi. Kemudian balik lagi untuk tembak yang kedua kali," katanya. Babi sendiri mengaku sudah cukup lama mengenal Muslimin. "Istri saya ikut kerja dengan Bang Muslimin," tambahnya.

Polisi meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran untuk menghabisi Rina Wulandari, istri anggota TNI di Semarang pada tanggal 18 Juli 2022.

Keempat pelaku tersebut masing-masing Sugiono alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan, Ponco Aji Nugroho yang bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian Supriyono dan Agus Santoso alias Gondrong yang berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan itu. Kopda Muslimin sempat buron. Dia menghilang setelah peristiwa penembakan istrinya. Namun, Muslimin ditemukan tewas, Kamis (28/7/2022) pagi.iva

Editor : Redaksi

Berita Terbaru