HAITI- Warga Haiti yang marah atas kenaikan tajam harga bahan bakar minyak (BBM) kembali menjarah sekolah-sekolah dan bangunan lain di negara miskin itu.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (17/9/2022), fasilitas Program Pangan Dunia PBB (WFP) di mana 1.400 ton persediaan disimpan, tak luput dari aksi penjarahan pada Jumat (16/9) waktu setempat, saat para pengunjuk rasa yang marah kembali turun ke jalan-jalan di ibu kota Haiti, Port au Prince dan di tempat-tempat lain.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan Berbagai Langkah Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok
WFP mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan di fasilitas penyimpanan makanan badan PBB tersebut di kota Gonaives. WFP menyebut makanan yang dijarah seharusnya dialokasikan untuk makan siang di sekolah dan keluarga termiskin di Haiti.
"Insiden ini tidak dapat diterima," kata direktur lokal WFP Jean Martin Cauer. Dia menambahkan bahwa makanan itu seharusnya bisa memberi makan hampir 100.000 anak sekolah selama sisa tahun ini.
Baca Juga: Solar Subsidi Langka, Ini Hasil Investigasi Disperdagkum Ponorogo
Ibu kota Haiti telah mengalami kekerasan selama empat hari berturut-turut ketika para pengunjuk rasa menyerang gedung-gedung pemerintah karena marah atas kenaikan harga bahan bakar.
Pada hari Kamis (15/9) lalu, massa yang marah menargetkan Televisi Nasional Haiti, sebuah gedung Arsip Nasional serta berbagai toko dan bisnis.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Segera Lelang Kendaraan BBM untuk Beli Motor Listrik
Aksi-aksi protes dimulai setelah Perdana Menteri Haiti Ariel Henry pada hari Minggu (11/9) mengumumkan bahwa pemerintah yang kekurangan uang, tidak lagi mampu membayar subsidi bahan bakar, sehingga harga bahan bakar pun harus dinaikkan.
Akibatnya, harga solar dan minyak tanah diperkirakan naik hampir dua kali lipat, dari sekitar 350 gourdes menjadi hampir 670 gourdes (US$ 3-5,7).ik
Editor : Redaksi