Berikan Pengarahan, Walikota Madiun Kumpulkan Konsultan Perencana dan Pengawas

MADIUN (Realita) – Walikota Madiun, Maidi mengumpulkan seluruh konsultan pengawas dan perencana paket pekerjaan konstruksi di Gedung GCIO, Kamis (22/9/2022). Hal ini merupakan buntut adanya beberapa proyek fisik yang kurang bagus.

“Karena proyek mau selesai, itu harus sesuai dengan kepengawasannya. Kalau tidak sesuai, segera disesuaikan. Dan pengawas harus sesuai dengan tugasnya, mengawasi sesuai dengan kontrak,” katanya saat memberikan pengarahan kepada puluhan konsultan pengawas dan perencana.

Baca Juga: Jelang Arus Mudik Lebaran, Walikota Madiun Pastikan Jalan Dalam Kondisi Baik

Orang nomer satu di Kota Pendekar tersebut mengancam bakal menempuh jalur hukum, jika nantinya ditemukan adanya konsultan pengawas yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya. Ketegasan ini, lanjut Maidi, semata hanya untuk kebaikkan pembangunan di Kota Madiun.

“Pengawas meng-acc volumenya kurang, kalau ketahuan saya penjarakan. Saya ingin pembangunan di Kota Madiun baik. Pengawas kerja sesuai komitmen yang sudah dijalankan. Saya nggak mau main-main,” ujarnya.

Sebelumnya, Walikota melakukan pengecekkan satu per satu proyek fisik yang ada di Kota Madiun. Pengecekkan dilakukan saat bersepeda rutin bersama OPD setiap pagi hari. Disaat itu, dirinya menemukan pembangunan trotoar di jalan Mayjen Sungkono kurang rapi. Seketika Walikota meminta untuk dibongkar dan diperbaiki.

Baca Juga: Pemkot Madiun Rencanakan Jembatan Gantung Patihan Hanya Untuk Roda Dua

“Satu per satu pas saya sepedahan saya cek semua. Trotoar jalan Mayjen Sungkono saya suruh bongkar semua. Padahal baru tiga minggu jadi, saya suruh bongkar. Kalau nggak dibongkar dan diperbaiki, tidak saya bayar. Pengawas seperti ini nggak usah dipakai, corek. Termasuk depannya Hotel Aston, mbluduk kabeh,” ucapnya.

Selain trotoar jalan Mayjen Sungkono, mantan Sekda Kota Madiun ini juga menemukan bangunan Lapak UMKM disamping RSUD Kota Madiun yang kurang bagus. Termasuk juga bangunan ruang kelas di SMPN 11 dianggap kurang rapi.

“Lapak kidul rumah sakit ya sak karepe dewe. Bangunan SMP 11 ya nemen. Masak benangan koyok perahu layar, masang keramik menceng, masang tangga depan dan belakang nggak sama. Sebenarnya bahannya sama, tapi kualitas tukangnya yang jelek,” tuturnya.

Baca Juga: Soal Mutasi, Wali Kota Madiun: Masih Ada lagi Kalau Ada yang Tertinggal

“Saya ingin kota baik untuk contoh daerah lain, saya minta di kota kualitasnya baik. Tolong pengawas diketati,  kalau tidak baik,  tidak usah dipakai lagi,” tambahnya. adv

Editor : Redaksi

Berita Terbaru