PONOROGO (Realita)- Nasib kurang beruntung tampaknya dialami 27 Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Kabupaten Ponorogo hasil rekrutmen tahun 2021 lalu.
Bagaimana tidak, usai terbukti ikut menjadi pelaku dalam kasus percaloan rekrutmen P3K Guru Tahun 2021, 27 tenaga pendidik yang ternyata juga menjadi korban dalam kasus ini terancam dirumahkan oleh Pemkab.
Baca Juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia ( BKPSDM) Ponorogo Andy Susetyo. Ia mengatakan pihaknya bakal mengevaluasi kembali kontrak kerja ke 27 Guru yang terlibat praktik calo, pun dengan perpanjangan kontak kerja mereka.
" Kita akan pertimbangkan itu dan kita lihat aturanya lagi. Karena perjanjian kerja P3K itukan lima tahunan. Nanti kita evaluasi lagi. Karena ini jadi catatan merah mereka," ujarnya, Kamis (22/09/2022).
Baca Juga: Ingatkan Netralitas Jelang Pilkada, Pjs Bupati Ponorogo: ASN Jangan Bikin Kelompok Politik
Andi menjelaskan, pelaksanaan sanksi berupa pemotongan gaji 5 % selama 1 tahun kepada 3 guru P3K, pemotongan gaji 5 % selama 9 bulan kepada 9 guru P3K, dan pemotongan gaji 5 % selama 6 bulan kepada 15 guru P3K bakal mulai diterapkan bulan depan.
" Kemungkinan mulai gaji bulan depan. Sesuai TMT (Terhitung Mulai Tanggak) dari SK yang ditandatangani pak Bupati," jelasnya.
Baca Juga: Sugiri Cuti 2 Bulan, Pemprov Jatim Tunjuk Joko Irianto Jadi Pjs Bupati Ponorogo
Diketahui, kasus percaloan rekrutmen guru P3K menjerat 30 orang. Dimana 27 orang merupakan guru P3K hasil rekrutmen tahun 2021. Sementara 1 orang merupakan PNS aktif yakni pejabat fungsional di Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo berinisial S. Sedangkan 2 orang lainnya yakni pensiunan PNS Eselon III Dindik berinisial S, dan broker asal Jombang yang menyaru sebagai Panselnas berinisial D.
Tak tangung-tanggung, dalam aksi rekrutmen jalan belakang ini korban ditarik 60 sampai 70 juta rupiah untuk dapat diterima sebagai guru P3K. Total uang yang terkumpul dalam aksi ini 600 juta rupiah. Bahkan ijasah 16 korban hingga kini masih dibawa lari oleh pelaku D. znl
Editor : Redaksi