Strategi Komunikasi Baru, BPJS Ketenagakerjaan Optimis Capai 70 Juta Peserta Aktif

JAKARTA (Realita) - Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 135,61 juta orang. Dari angka tersebut 60 persen diantaranya bekerja di sektor informal atau Bukan Penerima Upah (BPU).

Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) untuk terus meningkatkan coverage kepesertaan. Pasalnya, hingga September 2022 total peserta aktif BPJAMSOSTEK sebesar 35,6 juta, termasuk pekerja BPU sejumlah 4,6 juta. 

Baca Juga: Warga KTP Surabaya Gunakan BPJS Tidak Aktif, Dinkes: Sejak Maret 2023 Pindah Domisili ke Madura

Berkaca pada hasil riset BPJAMSOSTEK, banyaknya pekerja BPU yang belum terdaftar sebagai peserta disebabkan masih kurangnya pemahaman mereka terkait pentingnya perlindungan jaminan sosial. Selain itu mayoritas beranggapan bahwa BPJAMSOSTEK hanya diperuntukkan bagi pekerja formal seperti pekerja kantoran atau perusahaan.

Menyikapi hal tersebut, BPJAMSOSTEK melaunching sebuah strategi komunikasi baru dengan mengusung tema “Kerja Keras Bebas Cemas”. Strategi ini secara resmi diperkenalkan Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo lewat sebuah drama musikal yang menggambarkan kegelisahan para pekerja saat mengalami kecelakaan kerja serta perjuangan mereka untuk meraih masa depan yang sejahtera.

Gelaran ini sekaligus dijadikan momentum untuk kembali menegaskan bahwa seluruh pekerja berhak atas perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

“Negara melalui BPJAMSOSTEK hadir untuk memastikan setiap pekerja Indonesia, apapun profesinya, apapun yang Anda kerjakan, Anda berhak untuk sejahtera, Anda berhak untuk dilindungi,” kata Anggoro, Kamis (20/10/2022).

BPJAMSOSTEK menargetkan hingga akhir tahun 2026 akan memiliki 70 juta peserta aktif. Anggoro optimis mampu memecahkan target tersebut menggunakan berbagai strategi, salah satunya pendekatan langsung kepada setiap sektor pekerja BPU seperti nelayan, petani, pedagang maupun profesi lainnya dengan cara dan bahasa yang sesuai karakternya masing-masing.

BPJAMSOSTEK juga terus berupaya untuk mengerti kebutuhan para pekerja, sehingga diharapkan mereka juga akan lebih mudah memahami pentingnya menjadi peserta BPJAMSOSTEK untuk melindungi diri dari segala risiko yang mungkin terjadi saat mereka bekerja. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengawas BPJAMSOSTEK yang diwakili oleh Subchan Gatot turut memperkuat komitmen Direksi dalam melindungi lebih banyak pekerja BPU.

Baca Juga: Ribuan Pengurus RW di Ponorogo Dijamin BPJS Ketenagakerjaan Tahun Ini

“Program ini memang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat luas, karena memang masyarakat kita mayoritas bekerja di sektor informal. Oleh karena itu kita coba sasar sektor tersebut dengan lebih masif lagi, sehingga di tahun 2026 BPJAMSOSTEK bisa mengcover pekerja BPU lebih banyak lagi, yaitu sekitar 25 persen dari total target kepesertaan secara keseluruhan,” kata Subchan.

Seperti yang diketahui, dengan cukup membayar iuran sebesar Rp36.800,- per bulan, pekerja BPU bisa mendapatkan perlindungan 3 program, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT).

Masing-masing program tersebut tentu memiliki manfaat yang beragam, mulai dari perawatan tanpa batas biaya jika terjadi risiko kecelakaan kerja, santunan kematian sebesar Rp42 juta, dan beasiswa pendidikan anak dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, serta tabungan yang dapat dimanfaatkan ketika memasuki hari tua.

Anggoro menambahkan, kini BPJAMSOSTEK juga semakin dekat dengan para pekerja BPU, karena proses pendaftaran dan pembayaran iuran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) serta kanal kerjasama lainnya.

Baca Juga: Bank Jatim - BPJamsostek Bersinergi Dukung Kesejahteraan 12.000 Pekerja Rentan

“Tunggu apa lagi, ayo semua pekerja Indonesia pastikan diri anda terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK agar bisa kerja keras dan bebas dari cemas,” ucap Anggoro. 

Secara terpisah, Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Gresik M.Imam Saputra menyatakan siap melaksanakan strategi komunikasi baru bertema “Kerja Keras Bebas Cemas” ini. BPJAMSOSTEK Gresik akan melakukan pendekatan langsung pada setiap pekerja BPU agar mereka sadar akan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Diungkapkan, mendorong pekerja BPU untuk melindungi diri dengan daftar BPJS Ketenagakerjaan memang penuh tantangan. Padahal jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan pekerja PU. Namun, Imam yakin jumlah kepesertaan BPU BPJS Ketenagakerjaan di Gresik akan terus bertambah, terlebih dengan adanya inovasi dan strategi baru ini.

"Harapan kami semua pekerja di Gresik termasuk yang BPU sadar pentingnya perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Perlindungan jamsostek ini penting, tidak hanya untuk diri pekerja, tapi juga buat keluarga atau ahli warisnya," kata Imam.gan

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Wartawan Senior Salim Said Wafat

JAKARTA - Kabar duka datang dari dunia pers dan perfilman Indonesia. Wartawan senior dan tokoh perfilman Indonesia Salim Said meninggal dunia. Dilansir …