JAKARTA - Pakar Mikro Ekspresi Handoko Gani mengaku bingung saat menyoroti Putri Candawathi ada sidang pemeriksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (01/11/2022).
Menurut Handoko, ekspresi yang ditunjukkan oleh Putri Candrawathi tidak merepresentasikan atau tidak seperti korban pelecehan seksual pada umumnya.
Baca Juga: Richard Eliezer Ungkap, Pelecehan Seks terhadap Putri cuma Sekenario Jahat Sambo
"Iya saya juga bingung kalau melihatnya nih. Kenapa begini nih, ya maksutnya bukankah kalau seperti itu dari pihak keluarga kan masih kekeuh bukan pelecehan. Sementara beliau ini kan merasa bahwa dilecehkan," kata Handoko Gani dalam wawancaranya bersama tvOneNews, pada Selasa (11/01/2022).
Handoko menjelaskan bahwa pada umumnya, seharusnya ada perlawanan, protes keras dari sang korban. Tak hanya itu, korban bahkan bisa sampai nangis histeris karena merasa bahwa ceritanya tidak dipercaya.
"Padahal dia (Putri) adalah korban, tapi di sini kita nggak lihat itu juga jadi bingung ngelihatnya," lanjutnya menambahkan.
Baca Juga: Kejanggalan-Kejanggalan Ini Bakal Memberatkan Putri Candrawathi
Handoko juga turut bingung dan keheranan terkait permohonan maaf Putri kepada keluarga Brigadir J. Pasalnya, Putri yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual diyakini tak perlu meminta maaf karena dirinya bukanlah pelaku.
"Ini maafnya ini kenapa ini saya bingung. Sebagai pakar dan sebagai masyarakat yang melihat, ini maafnya atas apa ya. Ini korban kenapa ada permintaan maaf terharap seseorang yang sempat beliau tuntut, sebelum dicabut," jelas Handoko.
Menurutnya, Putri sebagai korban seharusnya memiliki kemarahan, menyangkal dan berusaha meyakinkan adanya kejadian pelecehan seksual yang dialaminya.
Baca Juga: Usai Dilecehkan, Putri Minta Yosua Mengundurkan Diri
Akan tetapi, permintaan maaf yang keluar dari mulut Putri Candrawathi dinilai justru menunjukkan bahwa ada penyesalan dari kematian Brigadir J.
"Tapi ini jadi sebuah kejanggalan yang unik menurut saya ya. Kenapa bisa seperti itu," ujarnya.su
Editor : Redaksi