JAKARTA – Pintu 13 Stadion Kanjuruhan menjadi salah satu tempat paling mengerikan dalam malam kelam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober yang menelan 135 Jiwa dan ratusan orang luka-laka.
Pintu 13 yang merupakan tempat keluar tribun ekonomi ternyata juga ditembak gas air mata oleh aparat Brimob.
Baca Juga: Hakim Vonis Bebas Dua Anggota Polisi Dalam Perkara Tragedi Kanjuruhan
Bahkan, salah satu tembakan itu meledak di sisi kiri pintu menuju keluar, gas air matanya sampai ke tangga dan membuat kepanikan luar biasa.
Akibatnya, banyak korban jatuh dan meninggal di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan.
Hal itu diungkap Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dalam temuan akhir investigasi Tragedi Kanjuruhan yang dirilis pada Rabu (2/11/2022).
Beka juga mengungapkan soal detik-detik menakutkan di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan.
Ketika pukul 21.47 WIB awalnya kondisi stadion masih kondusif.
Tak lama, kata Beka, sekitar pukul 22.00 WIB, seluruh pintu kecil keluar tribune terbuka. Penonton pun mulai meninggalkan stadion.
"Alur keluar suporter dari tribune keluar stadion terlihat lancar pada pintu 1, 2, 4, 5, 6, 8, 11, dan 14," kata Beka di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Baca Juga: Dua Polisi Divonis Bebas, Orangtua Korban Tragedi Kanjuruhan Pasrahkan pada Hakim
Namun, kata dia, keluarnya penonton dari stadion tak berjalan lancar di pintu 3, 7, 9, 10, 12, dan 13.
Hal itu, kata Beka, terjadi penumpukan massa dan saling desak dan berhimpitan. Ditambah tembakan gas air mata.
Kemudian, sekitar pukul 22.10, salah satu anggota Brimob menembakkan gas air mata ke arah tribun 13.
Tembakan ini seketika menyebabkan penonton berhamburan dan panik di arah tribun dan berebut keluar di Pintu 13.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Mengajarkan Keikhlasan bagi Rohmatul Ula
"Salah satu anggota Brimob dari sisi kiri gawang selatan menembakkan gas air mata ke arah tribun. Salah satu amunisi gas air mata jatuh dan meledak tepat di sebelah kiri pintu 13, tembakan gas air mata masuk ke tangga pintu 13," ujar Beka.
"Sehingga menimbulkan kepanikan dan membuat orang berdesakan untuk keluar lewat pintu 13," kata dia.
Sontak, saling dorong tak terelakkan untuk selamatkan diri. Banyak yang terjepit dan tak bisa keluar dari tumpukan penonton.
"Namun dorongan dari bagian belakang terus bertambah sehingga menyebabkan kondisi orang bertumpuk secara horizontal, saling tergencet kesulitan bernapas di pintu 13," kata Beka.pas
Editor : Redaksi