Semeru Erupsi, Hindari Sektor Tenggara dan Selatan Radius 13 Km dari Puncak

LUMAJANG (Realita)- Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, provinsi Jawa Timur erupsi, Minggu (4/12/2022).

Peristiwa erupsinya Gunung Semeru yang terjadi hari ini tepat pasca satu tahun silam sejak  terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021.

Baca Juga: Banjir Lahar Dingin Semeru Hancurkan Jembatan Penghubung Malang-Lumajang

Tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) berada di puncak pantau Gunung Semeru dengan jarak 12 kilometer. Awan panas guguran (APG) meluncur dari puncak kawah Jonggring Saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan.

"APG yang turun ber-amak (amplitudo maksimal) 35 mm dan masih berlangsung," tulis Mukdas Sofian dalam keterangan rilisnya PVMBG.

Masih terang Sofian, dalam erupsinya Gunung Semeru juga meluncurkan kolom abu berwarna kelabu dari puncak kawah dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 1,5 kilometer dari puncak kawah pukul 02.56 WIB. Menurut ilmu kegempaan, seismograf mencatat, sudah terjadi delapan kali letusan gempa dengan amplitudo 18-22 mm dengan durasi 65-120 detik.

Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut dan sebelumnya memiliki keindahan eksotis dan terletak di wilayah Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, sudah berstatus level III (siaga) sejak setahun yang lalu. 

Baca Juga: Semburan Awan Panas Menyerupai Petruk, Pertanda Apa

Himbauan PVMBG, warga tidak beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

Cilegon dalam

"Di luar jarak itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," terangnya. 

Begitu juga menurut keterangan dari Wawan Hadi Siswoyo Kepala Bidang Pencegahan BPBD Kabupaten Lumajang, aktivitas Gunung Berapi Semeru sudah delapan kali gempa letusan dan satu kali gempa disertai guguran awan panas, dan berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. 

Baca Juga: Semeru 'Batuk' lagi

"Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan, mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Kawah Semeru bisa berpotensi aliran lahar di aliran-aliran sungai dan dibarengi awan panas," ujarnya. 

Dalam pemantauan area panas (hotspot) juga menunjukkan peningkatan intensitas adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas," pungkasnya.bpbd

Editor : Redaksi

Berita Terbaru