Merangsang Warganya Punya Anak, China Beri Kompensasi Rp 2,3 Miliar per Kelahiran

BEIJING -China membuat aturan baru. Secara mengejutkan negara Tirai Bambu memperbolehkan pasangan memiliki tiga anak.

Ini merupakan kebijakan besar di negara terpadat penduduknya itu. Selama ini China mengontrol ketat jumlah penduduknya dengan hanya mengizinkan satu keluarga memiliki dua anak.

Baca Juga: Perekonomian China Mulai Kacau

Melansir Xinhua, perubahan itu bahkan disetujui langsung oleh Presiden China Xi Jinping. "Perubahan itu disetujui selama pertemuan politbiro yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping," tulis media itu, Senin (31/5/2021).

Sebelumnya, dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, tingkat pertumbuhan tahunan China rata-rata adalah 0,53% selama 10 tahun terakhir. Ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57% antara tahun 2000 dan 2010. Pada 1 November 2020, populasi China mencapai 1,41 miliar orang.

Angka kelahiran China terus menurun sejak 2017. Meskipun Beijing melonggarkan "kebijakan satu anak" yang sudah disahkan selama puluhan tahun untuk mencegah krisis demografis di sana, angka tak kunjung naik.

'Resesi' ini disebabkan penurunan angka pernikahan dalam beberapa tahun terakhir. Pasangan bergumul dengan mahalnya biaya membesarkan anak di kota-kota besar.

Perempuan juga secara alami menunda atau menghindari persalinan karena pemberdayaan mereka yang semakin meningkat. Hal-hal berbau seksual yang bisa menyebabkan mereka hamil jadi dihindari.

Baca Juga: Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia, Laporkan Dugaan Penyalahgunaan Merek dan Logo

"Data menunjukkan bahwa populasi China mempertahankan momentum pertumbuhan yang ringan dalam dekade terakhir," kata Ning Jizhe, pejabat dari Biro Statistik Nasional, dikutip dari AFP dua pekan lalu.

Ini menimbulkan sejumlah saran dari ahli. Profesor Peking University School of Economic Liang Jianzhang mengatakan dalam sebuah video yang di posting di media sosial Weibo bahwa untuk menaikkan tingkat kelahiran dari 1,3 saat ini menjadi 2,1 dibutuhkan biaya 10% dari PDB China.

Jumlah itu mencapai 1 juta yuan atau setara Rp 2,3 miliar per kelahiran. Dana dapat dialokasikan dalam bentuk uang tunai, keringanan pajak atau subsidi perumahan.

Baca Juga: Lagi, China beri bantuan vaksin COVID-19 ke Suriah

"Saya telah berbicara dengan banyak anak muda ... jika hanya diberi beberapa puluh ribu yuan, itu tidak akan mendorong orang untuk memiliki anak lagi," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Menurut Liang Jianzhang dana sebesar 1 juta yuan yang digelontorkan pemerintah untuk kelahiran satu bayi tidak akan merugikan pemerintah. Biaya itu dikompensasi dengan kontribusi mereka di masa mendatang pada ekonomi negara.

"Jika sebuah keluarga melahirkan anak lagi, kontribusi masa depan anak itu untuk jaminan sosial, pendapatan pajak, akan melebihi 1 juta yuan," terangnya.bc

Editor : Redaksi

Berita Terbaru