Ditarif hingga 500 Ribu Rupiah, Papdesi Lamongan : Mobil Sehat Bukan Lahan Usaha

LAMONGAN (Realita) - Sekretaris DPC. Perkumpulan Aparatur Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) Kabupaten Lamongan, Supratman, menjelaskan pengelolaan dan penggunaan Mobil Sehat (Mohat) diserahkan ke Desa. Sehingga anggaran di tiap-tiap desa dalam APBDes berbeda-beda.

Seperti halnya dijelaskan soal kesiapan Pemerintah Desanya yang menyediakan anggaran operasional dan gaji pengemudi.

"Kalau di desaku, biaya bensin mengantar warga sakit ke Lamongan dan Surabaya ditanggung Pemerintah Desa. Kalau sopirnya kami gaji 1 juta per bulan, " kata pria yang menjabat Kepala Desa Ngayung, Kecamatan Maduran, Lamongan itu. Rabu (24/04/2024).

"Tapi karena sopirnya sering menunggu, akhirnya kami beri batasan kepada pengguna mobil sehat itu. Dan biasanya ada yang sukarela ngasih tambahan atas kemauan warga itu sendiri. Kadang 100 ribu, kadang 200 ribu kalau tujuanya jauh ke Surabaya, " lanjutnya.

Lebih lanjut, Supratman mengaku masih ada oknum-oknum yang menyalahgunakan. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait petunjuk penggunaan mobil layanan kesehatan itu.

"Tak jarang ada oknum yang memanfaatkan mohat itu untuk keperluan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Terlebih menetapkan tarif sendiri, bisa perorangan dan bisa kelompok. Maka perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menggunakan kendaraan tersebut sesuai dengan peruntukanya. Serta apabila memberikan ongkos ya sepantasnya saja dan jangan berlebihan," tuturnya.

Ia menambahkan sarana yang diberikan Pemkab Lamongan itu memiliki anggaran untuk operasional bensin dan honor pengemudi.

"Maka saya berharap para sopir mohat untuk tidak memanfaatkan sebagai tambahan atau lahan usaha. Karena keberadaan mohat adalah untuk membantu dan meringatkan beban orang tidak mampu, " tandasnya.

Seperti diketahui, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cakrawala Keadilan, Hilal Ahmar, menyayangkan layanan mobil sehat di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Pasalnya, kendaraan yang disediakan pemerintah sebagai sarana kesehatan masyarakat itu ditarif mulai Rp. 250.000,- hingga Rp. 500.000,- untuk sekali antar warga/ pasien ke rumah sakit.

Pernyataan itu dikuatkan dengan beberapa pengakuan warga Paciran, yang mengaku langsung dikenakan tarif saat hendak menggunakan layanan mobil di Desa tersebut untuk tujuan Rumah Sakit Surabaya.

"Saya pinjam untuk ke Gresik (Rumah Sakit) tarifnya 400 ribu. Kalau di Sutomo (Surabaya) 500 ribu dan ke Lamongan 300 ribu. (Rumah Sakit) 350 ribu. Itupun kalau terapi di Rumah Sakit Suyudi (Paciran) seminggu 3 kali dan ditarif 200 ribu tiap berangkat. Sampai di nego istri saya dikasih 150 ribu," ungkap salah satu warga Paciran yang enggan disebutkan namanya.Def

Editor : Redaksi

Berita Terbaru