Universitas Ciputra Terapkan Greenpreneur untuk Kembangkan UMKM Kriya Batik di Sidoarjo

SIDOARJO (Realita) -Universitas Ciputra berhasil memperoleh dana insentif Abdimas dari DIKTI tahun 2022, melalui program pengabdian masyarakat. Program ini berjudul “Pendampingan UMKM Batik berbasis Greenpreneur".

Ketua Pelaksana program, Dr. David Sukardi Kodrat, MM., CPM (Asia), mengatakan dana insentif  Abdimas seperti ini sangat dibutuhkan untuk peningkatan kapasitas produk dan produksi UMKM, khususnya UMKM kriya batik.

Baca Juga: Tim Sepak Bola Putri Sidoarjo Sabet Medali Emas Porprov Jatim VIII 2023

"Peningkatan kapasitas UMKM, khususnya kriya batik, dapat dilakukan melalui pengenalan terhadap motif batik kekinian, penerapan SGDs melalui konsep greenpreneur, dan digital marketing untuk peningkatan kapasitas pemasaran," katanya.

Program pelatihan tersebut juga digawangi oleh dua anggota tim, yakni  Dr. Tina Melinda, MM., CPM dan Rahayu Budhi Handayani, S.Sn., M.Ds.

UMKM kriya batik dipilih karena besarnya kontribusi batik terhadap perekonomian nasional, besarnya kontribusi batik terhadap serapan tenaga kerja di Indonesia, dan besarnya jumlah UMKM yang bergerak dalam bidang kriya kain. Hal tersebut juga sebagai bagian dari upaya menempatkan batik sebagai produk ekonomi kreatif  yang memiliki kapasitas untuk memperkuat identitas kebudayaan, apalagi setelah status  batik sebagai warisan budaya dunia ditetapkan UNESCO pada 2 Oktober 2009. 

Baca Juga: Progres Proyek Betonisasi Ruas Tarik-Miliriprowo Capai 42 Persen

Produksi batik memiliki sisi lain berupa potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan penggunaan berbagai bahan kimia dalam proses produksi batik, salah satunya melalui proses pewarnaan. Proses produksi batik yang banyak melibatkan air dalam setiap tahapan produksinya menjadikan tingginya potensi pencemaran air yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia dalam proses pewarnaan batik.

Cilegon dalam

Potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh produksi batik masih belum banyak disadari para pengrajin batik, sehingga perlunya edukasi terhadap para pengrajin batik tentang pewarna alami yang ramah lingkungan. Sekaligus sebagai bagian dari dukungan terhadap konsep SDGs, pembangunan yang berkelanjutan. Penggunaan pewarna alam dalam produk batik, selain masalah lingkungan, juga bisa dijadikan sebagai bagian dari inovasi dan kreativitas yang bisa memberikan nilai tambah produk kriya batik yang dihasilkan.

Baca Juga: Puteri Anak Batik RU Jatim Turut Berbagi Kebahagian di Hari Anak Nasional 2023

"Pendampingan UMKM batik berbasis greenpreneur dilakukan di Desa Wage Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo pada 12-14 Desember 2022. Pendampingan dilakukan terhadap 15 UMKM, berasal dari pengrajin kriya kain dan fesyen. Proses pendampingan dilakukan melalui beberapa tahap pelatihan, mulai dari tahap pengenalan motif dan trend batik, teknis batik dan pewarnaan, produksi batik, hingga digital marketing," jelasnya.

Rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc. menilai pelatihan tersebut berhasil meningkatkan kapasitas para pelaku kriya kain dalam hal teknik pewarnaan alami, sehingga meningkatkan nilai tambah dari produk kriya kain yang dihasilkan sekaligus sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap permasalahan lingkungan atau keberlangsungan lingkungan hidup. "Pelatihan seperti ini perlu diperluas jangkauan dan kapasitasnya agar semakin banyak pengrajin kriya kain yang dapat dijangkau, mengingat potensi ekonomi kreatif untuk kriya kain cukup besar di Indonesia, dan Universitas Ciputra akan berkontribusi dalam hal tersebut," jelasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Berita Terbaru