SALATIGA (Realita)- Saatnya masyarakat pengguna media sosial (medsos) untuk belajar ilmu jurnalistik tanpa terkecuali. Bila sudah punya bekal ilmu jurnalistik, tidak akan sembarangan lagi membagi tulisan ke medsos, kecuali akan ada pengendalian diri dan menimbang antara manfaat dan mudlarat atas informasi yang akan dibagikan. Bila diyakini akan berdampak positif baru dishare tetapi bila sebaliknya tentu akan dibatalkan.
“Berjurnalistik berarti belajar menulis dengan akurasi informasi yang tinggi agar menjadi informasi yang terpercaya. Ada keberimbangan informasi atau berita agar layak diketahui masyarakat. Bila informasi itu berpotensi merugikan umum tentu tidak akan dibagikan ke medsos, apalagi bila berpotensi membuat kegaduhan di tengah masyarakat,” kata Wakil ketua Bidang Organisasi PWI Jawa Tengah Isdiyanto Isman SIP saat memberi materi teknik penulisan jurnalistik bagi jajaran pengelola Website Kemenag Salatiga, di kantor setempat, Senin (31/5/2021).
Baca Juga: Desak Tuntaskan Kasus Hoaks Goyang Sarangan, TAPH Gruduk Polres Ponorogo
Pelatihan diselenggarakan sebagai kerjasama antara Kemenag Kota Salatiga dengan PWI Jawa Tengah, dibuka oleh Kepala Kemenag Salatiga KH Taufiqur Rahman SAg MSi. Tampil pula sebagai pemateri Koordinator seksi foto PWI Jateng Chandra Adhi Nugroho.
KH Taufiqur Rahman yang juga pengurus Komisi Dakwah MUI Jawa Tengah menyatakan harapan yang tinggi dari pelatihan ini, agar kualitas pengelolaan Website di kantor yang dipimpinnya memiliki kualitas jurnalistik yang baik, seiring dalam penilaian Kanwil Kemenag Jateng, saat ini website yang dikelolanya menduduki peringkat 3 besar. Dia meyakini dengan diberi sentuhan manajemen keredaksian sebagaimana media cetak maka tak hanya kualitas saja yang bakal meningkat tapi juga produktivitas tulisan yang dihasilkan diyakini juga bakal semakin baik.
“Bila produksi beritanya meningkat dan kualitas informasinya juga meningkat berarti akan semakin banyak masyarakat di Salatiga yang tercerahkan oleh website tersebut,” katanya saat memberi sambutan. Dia juga berterima kasih kepada PWI Jawa Tengah atas kerjasamanya tersebut.
Baca Juga: Kasus Hoaks Goyang Sarangan, 3 Terlapor Diperiksa Polres Ponorogo
Isdiyanto Isman yng juga Kepala Biro Semarang Harian Kedaulatan Rakyat menegaskan, selama ini masyarakat masih mudah termakan isu hoax karena belum menguasai ilmu jurnalistik, sehingga informasi apapun yang diterima di medsos diyakini kebenarannya tanpa melalui proses saring informasi. Dalam jurnalistik mesti adanya proses klarifikasi atau menanyakan kepada pihak yang lebih tahu. Diajarkan pula pentingnya disiplin verifikasi, konfirmasi serta cek, double cek hingga triple cek.
“Ada proses kehati-hatian yang tinggi sebelum membagikan informasi ke ranah publik,” tegasnya.
Ilmu jurnalistik, kata Isdiyanto, juga mengajarkan bagaimana cara menulis yang memenuhi standar jurnalistik dengan rumusan 5W+1H, susunan kalimat yang padat berisi agar mudah dipahami, memiliki data akurat, ada keberimbangan narsumber. Berita harus bebas dari unsur fitnah, provokasi, adu domba, pencemaran nama baik, tidak menulis isu SARA, tidak partisan, juga tidak boleh beropini kecuali artikel agar berita yang tersaji benar-benar memiliki kredibilitas tinggi.
Baca Juga: Lebih Selektif Memilih Anggota, PJI Nganjuk Bentuk Kepengurusan Independen
Ditegaskan, PWI Jawa Tengah merepons kerjasama oleh Kemenag Salatiga dengan harapan, akan semakin banyak masyarakat yang belajar ilmu jurnalistik dan akan mampu menulis di medsos dengan standar jurnalistik yang baik.
PWI Jawa Tengah berharap semangat proaktif Kemenag Salatiga dapat ditiru oleh kalangan instansi dan masyarakat sebagai pengelola websiste, agar ilmu jurnalistik tidak hanya menjadi monopoli media massa tapi juga dimiliki masyarakat luas.
Editor : Redaksi